Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah dibuka kembali tahun 2020 ini. Pelaksanaan PKM ini meliputi 5 bidang yaitu (PKM-P, PKM-M, PKM-K, PKM-T, PKM-KC), PKM- AI, PKM-GT, dan PKM-GFK. Pada tahun 2020 ini, LPM Paradigma berkesempatan mewawancarai salah satu peserta yang lolos PKM tahun 2020.
Putri Rahmatika Viani, mahasiswi jurusan Teknik Elektro dan program studi Teknik Mekatronika, merupakan salah satu dari 8 peserta yang berasal dari Polibatam yang berhasil lolos seleksi PKM tahun ini. Menurutnya, PKM tahun ini sistematis nya berbeda dari tahun sebelumnya, karena tahun sebelumnya itu dilaksanakan secara luring. Akan tetapi, saat ini masih dalam situasi pandemi jadi semua kegiatan PKM dilaksanakan secara online.
Untuk tahapan mengikuti PKM itu sendiri, terdiri atas beberapa tahap meliputi tahap persiapan proposal PKM, tahap pengumpulan atau pengunggahan di simbelmawa, dan tahap seleksi. Kemudian jika sudah lolos tahap seleksi itu juga termasuk lolos tahap pendanaan. Ia juga menambahkan jika sudah lolos pendanaan seharusnya lanjut untuk membuat project yang diajukan melalui proposal tersebut, tetapi dalam situasi pandemi ini sistematika nya sedikit diubah dan diganti dengan pembuatan narrative review dan video saja, tahapan ini disebut PKP2 (Penilaian Kemajuan Pelaksanaan PKM).
Putri berhasil lolos tahap seleksi melalui pengajuan proposal yang berjudul “Identifikasi dan Optimalisasi Pemanfaatan Kulit Jengkol ( Pitchellobium Lobatum Benth ) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Tinta Organik Berbasis Citra Gambar”. “Proposal yang saya ajukan merupakan bidang PKM-P jadi untuk projectnya tidak membuat video hanya saja membuat narrative text, kalau project video itu untuk PKM-KC, PKM-AI, dan lain-lainnya," ujar Putri.
Ide yang mendasari ia mengajukan proposal tersebut adalah karena di Batam sendiri kulit jengkol tidak dimanfaatkan dengan baik dan hanya berakhir menjadi limbah saja. “Jadi daripada kulit jengkolnya menjadi limbah lebih baik diolah menjadi tinta yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi lingkungan,” ungkap Putri.
Penulis : Rahma A. Savarini
Narasumber : Putri Rahmatika Viani
Sumber Gambar : Dokumentasi LPM
0 komentar:
Post a Comment