SHARING BERSAMA KRU LPM KETIK POLIMEDIA JAKARTA
Sharing bersama salah satu KRU LPM Ketika Polimedia
BARELANG ROBOTIC TEAM RAIH JUARA I KRSBI 2016
Tim robot Politeknik Negeri Batam, Barelang Robotic Team berhasil meraih juara 1 kategori KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia) dalam KRI (Kontes Robot Indonesia) 2016
LPM PARADIGMA TEMU DAN SHARING BARENG KRU BARU
LPM Paradigma menggelar temu dan sharing bersama kru baru di lapangan Harmoni kampus Polibatam
MEMPERINGATI HARI BUKU, BEM dan ATAP MERAH GELAR DISKUSI TERBUKA
EM Polibatam bersama Atap Merah menggelar diskusi terbuka bertemakan “MUAK (Membaca Untuk Angkat Kejayaan) Dengan Buku”, Rabu (18/5) di lobi kampus.
Saturday, March 31, 2018
Sunday, March 25, 2018
HMMB Gelar Acara Celebration dengan Konsep Garden Party
“HMMB Gelar Acara Celebration dengan Konsep Garden Party”
LPM Paradigma,
Batam – Himpunan Mahasiswa Manajemen Bisnis (HMMB)
Politeknik Negeri Batam kembali menggelar acara celebration yang diadakan setiap tahunnya, dimana pada tanggal 23
Maret merupakan hari lahirnya HMMB yang semula dibentuk bernama HIMASI
(Himpunan Mahasiswa Akuntansi). Tahun ini, acara tersebut dilaksanakan pada
Jumat (23/3) pukul 17.00 – selesai,
bertempat di Taman Ormawa Politeknik Negeri Batam.
![]() | ||
Suasana acara puncak HMMB celebration ditandai dengan tiup lilin dan pemotongan kue (Foto: LPM Paradigma) |
Adapun
Ketua Pelaksana yang bertanggung jawab atas terselenggaranya acara ini, adalah
salah satu anggota divisi Pemberdayaan Mahasiswa (PM), Irwanda, Mahasiswa Administrasi
Bisnis Semester 2 Politeknik Negeri Batam dibantu oleh panitia lain yang
merupakan anggota dari berbagai divisi HMMB.
“Saya
diamanahkan sebagai Ketua Pelaksana HMMB
Celebration pada Anniversary yang
ke-6 ini. Berbagai hal telah saya persiapkan, seperti mengadakan rapat dan
menentukan konsep serta jalannya acara nanti dengan panitia lainnya,” jelasnya.
Mengenai
HMMB Celebration kali ini, konsep
yang diusung adalah Garden Party dengan
tema “Malam Sejuta Mimpi”. Semua panitia yang terlibat, melaksanakan tugasnya
dengan sangat baik, dan Irwanda sangat bangga dengan kinerja anggotanya. Walaupun
ia baru pertama kali menjadi ketua pelaksana.
“Kinerja
setiap divisi kepanitiaan sangat baik, dan ini juga berhubung saya pertama kali
jadi ketua pelaksana dan lumayan kerasa ya tanggung jawab beda, lebih besar
lagi. Terkait kendala yang kami alami, yaitu tempat dan waktu kegiatannya yang
awalnya sabtu dimajukan jadi jum’at, karena sudah diborang ormawa lain”
ungkapnya.
Acara
tersebut juga dihadiri oleh Bapak Hajan Hidayat S.Psi, M.M selaku Pembina HMMB,
Maria selaku alumni HMMB, serta perwakilan dari DLM, BEM, dan Ormawa lainnya.
![]() |
Kata
sambutan dari Pembina HMMB Bapak Hajan Hidayat S.Psi, M.M
(Foto: LPM Paradigma)
|
Guna
Baktiar Harwinsyah, Ketua Umum HMMB periode 2017-2018 mengungkapkan rasa terima
kasihnya kepada panitia yang bertugas menyelenggarakan acara ini. Namun ia
mengungkapkan juga rasa kekecewaan pada BPH HMMB 2017-2018, karena banyak yang
tidak dapat hadir.
“Untuk
tahun ini, HMMB Celebration secara
keseluruhan sudah bagus, dan ada juga beberapa kegiatan yang menarik seperti
penampilan setiap divisi, serta penerbangan balon yang berisikan wish dari setiap divisi BPH HMMB serta dari para tamu undangan.
Hanya saja peserta dari BPH HMMB banyak
yang tidak bisa datang karena adanya keperluan dan kendala,” tuturnya.
![]() |
Salah satu acara HMMB celebration penerbangan balon yang berisikan harapan dari setiap divisi BPH HMMB (Foto: LPM Paradigma) |
Ia
berpesan untuk tetap terus menjalin rasa kekeluargaan antar anggota BPH HMMB dan
jangan lupa untuk selalu rendah hati dalam mengejar pencapaian kita. Diulang
tahun HMMB yang ke-6 ini, ia sangat bahagia dapat berada bersama orang-orang
hebat lainnya.
“Ada
istilah “merendah untuk
meninggi”, itu mungkin pandangan orang lain ke kitanya, tapi
saya harap yang seharusnya kita punya itu adalah “semakin rendah hati seseorang, berarti semakin ia mengenal akan
dirinya sendiri”, walaupun dia orang yang hebat sekalipun,” harapnya. (Ts)
Diklat Jurnalistik Perdana
Diklat
Jurnalistik Perdana
Ada dua tema yang dibahas oleh
Nurul, yaitu Straight News dan Feature. Namun, karena keterbatasan
waktu, ia hanya menjelaskan tentang Straight
News.
“Straight News atau berita langsung memiliki sifat to the point, berupa fakta, tanpa
analisis dan tanpa ada tambahan”, jelasnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan
ketika menulis judul berita, sebaiknya singkat, gunakan kalimat aktif, dan
tidak lebay atau berlebihan. Satu kunci untuk membuat judul yang baik yaitu
dengan memperbanyak dan memahami diksi atau pilihan kata.
Setelah memaparkan pembahasan
secara rinci, Nurul mengajak kru LPM untuk belajar menyusun berita yang masih
acak. Kemudian, kru LPM secara langsung berlatih membuat sebuah berita.
Antusias kru LPM yang begitu tinggi membuat suasana Diklat menjadi tidak tegang
dan enjoy.
“Seru, namun waktunya begitu
singkat”, ujar salah satu kru LPM.
Diklat Jurnalistik ditutup dengan
pemberian plakat oleh Pimpinan Umum LPM Paradigma, Davied Dehna kepada Nurul
Mahfud. Dilanjutkan dengan sesi foto bersama kru LPM dengan Nurul Mahfud.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan kru LPM Paradigma lebih mahir dalam
menulis sebuah berita. (as)
HME GOES TO SCHOOL, SMK NEGERI 1 BATAM
HME
GOES TO SCHOOL, SMK NEGERI 1 BATAM
LPM
Paradigma, Batam
- HME (Himpunan Mahasiswa Elektro) Politeknik Negeri Batam melakukan kegiatan “Goes
to School” di
SMK Negeri 1 Batam, Batu Aji, Sabtu (3/3). Kegiatan ini diisi oleh pemateri Moh. Bilal dengan
topik “Desain Konvensi Bilangan”
dilanjutkan pemateri
Robby Wahyudi dan Alfino Suhendra dengan topik “Robotika”.
HME merupakan sebuah
organisasi himpunan mahasiswa yang bersifat keprofesian sebagai wadah bagi
mahasiswa jurusan Teknik
Elektro
untuk menyalurkan kegiatan kreatifitasnya. HME “Goes to
School” merupakan salah satu bentuk
kegiatan HME untuk memperkenalkan dan membagi ilmu tentang Teknik Elektro.
Kegiatan ini mendapat respon
positif oleh siswa- siswi
SMK Negeri 1 Batam, diantaranya ialah Risnauli dan Agustina (10 Meka). Mereka berdua merupakan
sisiwi
jurusan Mekatronika yang merespon baik kegiatan tersebut.
“Kegiatan pembelajaran ini
sangat bagus, karna adanya pemateri yang menyampaikan materi dalam bentuk presentasi. Ditambah lagi
kerja sama tim yang baik oleh
beberapa pemateri dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kami. Pembelajarannya juga
sampai ke kami,
cara pembawaan dalam mengajarnya bersemangat
membuat kami semakin semangat juga untuk mengikuti kegiatan tersebut”, ujar Risnauli.
Tidak hanya itu, mereka juga berharap
kedepannya dapat dilakukan
kembali kegiatan belajar mengajar tersebut. Karena bagi mereka hal
tersebut merupakan
salah satu bentuk untuk mereka lebih mengenal dan mengetahui ilmu elektro.
“Saya sangat menyukai kegiatan
ini, selain memberi materi, saya dan semua teman-teman saya yang ada di sini tertantang untuk
bisa tampil lebih berani dan percaya diri lagi di depan kelas”, tutur Agustina.
Sunday, March 11, 2018
Pacar Selingan

Pacar Selingan
Oleh:
Guritno
“Klitik klitik sruput ehhhhhhhh….. mantap
jiwa” kuseduh dan kuresap kopiku malam ini, di depan teras rumah dengan roti
kong guan sebagai cemilan dan diteamani lemon sahabat gila ku sedari dulu.
Kutarik nafasku panjang - panjang dan ku helakan perlahan, kurasa malam ini
begitu sepi sunyi syahdu damai di hati.
“Tiap
malam begini terus, udah kaya orang sukses aja kita boy” ucap lemon membuyarkan
imajiku. “Sukses ndasmu !! udah kuota limit dompet tipis tanggal tua lagi,
miris mon mon, kamu enak tinggal kode dikit aja dompet udah kaya wafer tango
yang berlapis lapis”. Kata ku sambil memukul kepalanya. “Tenang boy, kalau
butuh apa-apa calling-calling aja”
ujarnya sambil ketawa lebar. “Yaudah hidupin hostpotmu cepat, aku mau instagraman”
sahutku sambil meringis. “Dasarr kamprettt!!!! Ujung- ujungnya minta hostpot juga” jawabnya sambil memukul
kepalaku.
“Ehh mon, menurutmu cewek ini
bagaimana mon ?” kataku sambil menunjukan foto dari Instagram. “Lohhh ini bukannya Juminten anaknya si Paimo tetangga
desa kita ya boy?” jawabnya sambil merebut hpku. “Jangan - jangan kamu pacaran
ya sama dia ? ngaku kau ?” kaget dan melotot ke arahku. “Menurutmu ?” sahutku
dengan senyum - senyum penuh arti. “Sejak kapan kamu pacaran sama dia hahh ?
baguss gak bilang - bilang kamu ya!! ” Di lemparnya roti kong goan ke arahku. “Emmm
sejak satu bulan yang lalu kalau gak salah. Buat apa aku bilang - bilang ke
kamu gak ada untungnya juga” sahutku sambil tertawa.
“Eeee
dasar si kambing satu ini emang minta di kulitin rupanya ya” dipukulnya
kepalaku lagi. “Wkwkwkwkw.. mana urus yang penting aku udah punya pacar, cantik
lagi” kupeleti mukanya. “Wooo eek kuda” ucapnya sembari menyeruput kopi.
Jam di hp menunjukan pukul 00.00
WIB. Tak terasa malam ini begitu cepat, mataku mulai sayup kopi pun mulai
surut. “Aku pulang dulu lah udah malam aku udah ngantuk juga” ucap lemon mengambil
kunci motor dan berjalan menuju motor ninja kesayangannya. “Yaudah sana minggat
kau, aku juga mau tidur mau ngimpikan Juminten”. jawabku sambil tertawa. “Dasar
anak cinta korban drama korea” katanya sembari pergi dengan motornya. Ku
langkahkan kaki ku menuju kamarku. Mataku sudah tidak kuat lagi, kurebahkan
tubuhku dikasur kapuk randu dan memulai petualangan di taman khayalku.
Ada secerca cahaya menyorot dari
jendela kamar yang menggangu tidurku. Ternyata hari sudah pagi kulihat hp dan
ada notif WhatsApp dari my honey baby sweetyku. Tanpa pikir panjang, langsung
ku buka dan ku baca. “Selamat pagi sayang, bangun sayang udah pagi lo, sana
mandi terus jangan lupa sarapan nanti mati lo” isi pesan WhatsApp Juminten yang bikin aku senyum-senyum sendiri ketika
membacanya. “Selamat pagi juga sayang, iya sayang ini aku udah bangun kok” balas
pesan WhatsApp ku kepada Juminten. “Kalau
begini terus bahagia lah aku ini” gumamku sendiri sambil senyum-senyum.
Hari demi hari telah ku lalui
seperti biasa dan hari ini adalah hari sabtu dan itu artinya nanti malam adalah
malam minggu. Aku sengaja tidak membalas pesan Juminten dari pagi ini karna
entar malam aku mau datang kerumah Juminten kekasih hatiku untuk menghilangkan
butiran-butiran rindu yang sudah banyak melekat pada benak ku, dan menjadi
malam minngu yang WOW pikirku. Jam sudah menunjukan pukul 17.00 WIB. Aku pun
mulai bergaya di cermin dengan rambut klimis dan berkumis tipis andalanku.
Kupakai helm bogo dan bergegas pergi dengan motor scopy kesayanganku. “Jegleekkkkkkk” suara standar terdengar saat
ku parkikan motorku di depan toko bunga langgananku. “Pak seperti biasa, bunga
untuk orang lagi kasmaran” kataku sambil senyum-senyum mengedipkan satu mata ke
arahnya. “Wiss ganteng sekali kau hari ini mas, udah kaya Aliando aja” ucap
penjual bunga sembari tertawa. “Biasa atuh pak malam mingguan kayak gak pernah
muda aja bapak ini mah” jawab ku sambil tertawa. “Nih mas, semoga lancar malam
mingguannya” sembari menjulurkan bunga ke arahku. “Amin. Makasih pak” ucapku
sambil membayar bunga lalu pergi dengan motorku. Diperjalanan aku selalu
terbayang senyuman manisnya, begitu indah bak bukit bunga yang tak pernah bosan
aku tuk memandangnya. Sampai di depan pagar rumahnya aku melihat ada mobil
terparkir di halaman rumahnya. “Mobil
siapa itu perasaan dia gak ada mobil “dalam hatiku bertanya-tanya”. “Jegleekkkk”
ku standarkan motorku di samping pagar lalu aku berjalan perlahan menuju pintu
rumahnya. Baru sampai di depan pagar aku melihat seorang cowok keluar dari
rumahnya dengan Juminten di sampingnya. Aku bergegas mundur dan sembunyi di
sisi pagar. “Cowok itu siapa ? kok akrab banget, gandengan tangan segala? loh
dia mau kemana sama Juminten kok naik mobil?” dalam hatiku bertanya-tanya. Karena
penasaran aku ikuti mobil mereka, ternyata mobilnya berhenti di sebuah cafe yang suasananya romantis. Seketika
hatiku hancur melihat Juminten keluar dari mobil menuju cafe dengan di gandeng tangannya oleh cowok itu. Malam minggu yang
seharusnya jingga tapi kini malah berubah menjadi abu-abu tanpa rasa. Ku
kendarai motorku dengan hati tersedu, ku gaspol motorku sebagai pelampiasan
malam kelabu. Sampai di rumah ku buang bunga yang ku beli tadi. Karena aku tau
seikat bunga tidak berarti ketika sebuah mobil telah mengutarakan hati. Ku
rebahakan badanku di kasur dan merenungi apa yang telah terjadi malam ini.
“Kenapa aku ini, kok kayak gini ?? cewekkan bukan dia saja masih banyak kok cewek
yang mau sama aku, gak ada gunanya ku bersedih kayak gini nih” gumamku dalam
hati. Kuambil Hp ku dan kukuatkan hatiku untuk chat Juminten “Besok ketemu di
tempat biasa jam 4 sore, aku tunggu” isi pesanku ke Juminten. Malam telah
berlalu tepat jam 15.30 aku suduh ada di tempat yang kita janjikan. Dari
kejauhan kulihat Juminten berjalan ke arahku. “Kenapa ? tumben kamu ngajak
ketemu aku ? pasti kangen ya ?” kata Juminten dengan senyum yang meluluhkan
hati. “Kali ini aku tidak akan tergoda lagi dengan senyum busukmu” kataku dalam
hati. “Enggak sebenarnya aku pengen ngomong sesuatu” kataku sambil menatap
matanya. “Ngomong aja sayang ngomong tinggal ngomong pun” jawabnya santai. “Aku
ingin kita udahan” kataku masih menatap matanya. “Kamu ngomong apaan sih yang ?
kamu tuh kenapa? kok tiba-tiba ngomong kayak gini ?” tanyanya kaget. “Aku tuh
udah tau semuanya sayang, kamu ada yang lain” ucapku sambil memalingkan muka.
“Yang
lain apa coba ?” tanyanya dengan gelisah. “Kamu gak usah pura-pura gak tau ya
yang. Cowok yang semalem siapa hah?” tanyaku sampai berkaca – kaca. “Ehhhh itu
cuma temen lo yang” jawabnya kaget. “Kayak gitu temen, sampai gandengan tangan
kamu sebut temen. Dinner berdua temen
yang ??” kataku sambil menatap matanya.
“Kamu
kenapa sih yang gak percayaan banget sama aku ?” tanyanya memelas. “Sudahlah
yang.. mungkin sampai disini hubungan kita” ucapku sambil memalingkan wajahku.
“Tapi aku gak mau kita udahan yang” katanya
memelas. “Sudahlah aku tuh gak pantes buatmu, aku hanya pengendara scopy tak sebanding dia yang punya mercy. Makasih sudah pernah menjadi
setitik kebahagiaan dalam hidupku. Semoga kamu bahagia dengan dia yang punya
segalanya” kataku sambil berjalan meninggalkan Juminten sendirian.
Pemuda dan Peradaban
Pemuda dan
Peradaban
Oleh
: Nur Eliza

Apakah yang terlintas di dalam benak dan pikiran kita ketika
disebut kata Pemuda?
Sebagian besar diantara kita pasti berpikir bahwa pemuda adalah generasi penerus, generasi berikutnya dan pemuda adalah agen perubahan.
Namun, dengan kondisi pemuda saat ini dimana moral generasi muda bangsa Indonesia berada
dititik paling rendah. Terlihat dari keadaan dimana mereka para Pemuda lebih
memilih pergaulan bebas, seks bebas, LGBT dan narkotika sebagai ajang untung bersenang-senang. Penyematan sebagai agen perubahan bagi pemuda amat tidak
pantas. Sementara jika kita kaji lebih dalam lagi, Pemuda merupakan tonggak
dari sebuah peradaban suatu bangsa .
Bisa kita lihat pada masa penjajahan, para pemuda rela
mengorbankan jiwa dan raganya demi
mempertahankan bangsa Indonesia dari genggaman penjajah. Boedi Utomo, Trikora
Dharma, Jong Java dan organisasi pemuda lainnya menjadi saksi atas perjuangan
mereka. Hingga hasilnya, deklarasi proklamasi bisa dikumandangkan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan M. Hatta. Berbeda dengan
keadaan pemuda pada zaman sekarang, yang masa mudanya dihabiskan
untuk berfoya-foya.
Jika kita berkaca pada sejarah islam, kita akan melihat
betapa banyak para intelektual muda yang berperan dalam
kemenangan agama islam. Ribuan tahun lalu, Rasulullah sholallau’alaihi wasallam
mengangkat Usamah bin Zaid yang saat itu berumur 18 tahun
sebagai Komandan Perang
memimpin para sahabat yang usianya jauh lebih tua darinya.
Lalu, pada abad 14 dunia kembali dicengangkan oleh aksi seorang pemuda dengan
ide fantastisnya. Pemimpin yang berhasil menaklukkan Konstantinopel pada pada tanggal 20 Jumadil
Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M,
yang ketika berusia 21 tahun
setelah sekian abad ummat Islam berusaha untuk menaklukkannya.
setelah sekian abad ummat Islam berusaha untuk menaklukkannya.
Beliau adalah Sultan Muhammad Al-Fatih, yang
keberadaannya telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah
sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah
sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Tampak
jelas bahwa peran pemuda dalam peradaban suatu bangsa amat sangat penting sampai-sampai Bung Karno, Presiden Republik Indonesia
Pertama berkata “Berikan aku sepuluh Pemuda maka akan aku Guncang
Dunia”.
Pemuda merupakan pilar kebangkitan bangsa. Dengan demikian,
sungguh banyak kewajiban, tanggung jawab, dan Amanah yang harus ditunaikan dari
seorang Pemuda. Upaya menciptakan generasi muda yang
tangguh dapat dilakukan dengan bimbingan orang tua, pendidikan dengan bimbingan
dari guru dan di lingkungan masyarakat dengan mengadakan organisasi pemuda yang
positif dan adanya pengawasan dari tokoh masyarakat.
Dari pemaparan diatas, pemuda dituntut untuk berfikir, banyak bergerak,
bekerja serta bijak dalam menentukan sikap, dan yang paling utama adalah maju
untuk menjadi penyelamat juga hendaknya mampu menunaikan hak-hak rakyat dengan baik. Dan awal dari itu semua adalah
kesadaran dari diri pemuda itu sendiri.
Cinta Anak Kampus

Cinta
Anak Kampus
Oleh: Hikma Agustin
“Ya
Allah, aku kesiangan lagi bangunnya.”
Kuliah
pagi adalah perjuangan yang sangat berat bagi saya. Tapi kewajiban untuk
mengikuti setiap perkuliahan membuat saya berusaha sekuat tenaga untuk bangun
pagi. Bergegas berangkat ke kampus menggunakan motor dengan kecepatan yang
sangat kencang. Setelah sampai dan memarkirkan motor layaknya pembalap, akupun bergumam
pada diri sendiri.
“Mampus…
mampuss… aku telat…. Masih boleh masuk gak iya kira-kira” gumamku.
Berlari
menyusuri jalan kampus sambil sesekali menerima sapaan kawan-kawan yang memberi
lambaian salam hangat buat untukku, itu sudah menjadi kebiasaan jika sedang
berada dikampus. Di depan lift kampus sesekali membuka buku memeriksa ada yang
tertinggal atau ada yang kurang.
Tak
sadar saat pintu lift terbuka dan ada seorang pria tinggi tegap dan sangat
gagah didalam lift, wajahnya putih bersih dengan kemeja krem kotak-kotak celana
jeans biru itu terlihat sangat keren dan elegan.
“Mau
masuk iya?” menyapaku dengan lembut
“Eh..i…iya,
maaf.” Ucapku mencoba menyapa kembali.
Aku
masuk ke dalam lift saat aku menyentuh tombol tutup, tanpa sengaja pria itu
juga menyentuh tomol tutup. Jari kami saling bersentuhan membuat kami sama-sama
terkejut dan saling minta maaf seraya aku menekan tombol lantai 7. Hal ini
sontak membuat jantungku bergejolak. Lantai 2 ke lantai 7 seharusnya sangat
dekat dan cepat. Tapi kali ini tidak biasa. Pergerakan lift terasa sangat
lambat dan membuat aku semakin salah tingkah, sesekali mataku tertuju pada sosok
disampingku.
Selama
di kampus baru kali ini aku melihat pria itu, mungkin karena sosok lelaki
tinggi tegap yang berdiri disampingku membuat aku berfikir satu sosok yang
mencuri perhatianku diantara ribuan mahasiswa. Pikiranku terus melayang tak
tentu arah dan dadaku semakin berdegub kencang tanpa memahami apa yang sedang
terjadi.
“Hai,
nama kamu hikma kan?” entah angin apa yang membuat sesosok itu menyapaku
seakan-akan berkenalan didalam lift.
“Eh…
iya, kamu tau dari mana? Aku mencoba menyapanya kembali dan berusaha bersikap
biasa.
Tak
sempat lagi bibirnya menjawab pertanyaanku pintu lift terbuka dan pria itu
melenggang sambil mengedipkan matanya kearah ku. Aku yang terkejut dengan apa
yang terjadi beberapa saat sebelumnya, dengan bibir yang menganga namun tak
mampu lagi mengungkapkan apapun. Seharusnya itu bukan sesuatu yang aneh bagi ku,
namun apa yang terjadi barusan bener-bener mencuri perhatianku. Ingatanku
tentang pria itu masih kuat di dalam otakku. Hanya saja dia yang berhasil
membuat ku terdiam dan terpaku tak berdaya pada sesuatu yang seharusnya sudah
biasa namun kali ini bener-bener luar biasa.
Monday, March 5, 2018
Saturday, March 3, 2018
Rindu

Rindu
Oleh : Siti Nurfaini
Dalam kesunyianku
terdiam seribu kata
Menorehkan dalam syair
yang tak bermakna
Senja ini terus
meraung-raung mengucapkan rindu
Menari-nari dalam
peraduan
Jika ini tak dapat
membawamu kepadaku
Pastilah cinta akan
menyatukan kita
Aku percaya tiada yang
kebetulan
Ku biarkan takdir tuhan
yang bermain
Rindu ini sangat curang
Meski tiada lagi dayaku
untuk menahannya
Tapi dia terus
bertambah tanpa bisa ku hentikan
Seperti denting waktu
yang terus berjalan
Seandainya detik bisa
ku hentikan sekali saja
Takkan ku biarkan kamu
pergi
Membawa separuh jiwa
ini