Foto
Bersama – kru LPM Paradigma berfoto bersama Yusuf Hidayat (empat dari kiri) dalam
diklat jurnalistik fotografi yang diadakan Sabtu (13/5) di ruang 208 Gedung
Utama Polibatam
Yusuf menjelaskan bahwa fotografi jurnalistik
itu berbeda dengan fotografi biasa khususnya tujuannya. Fotografi biasa hanya
memiliki tujuan untuk mengeksplore keindahan objek. Berbeda dengan fotografi
jurnalitik yang bertujuan untuk mempengaruhi sasaran dalam hal ini para
pembaca.
Fotografi bagi jurnalistik juga sebagai media
untuk dokumentasi, pembuktian dan penggugah perasaan pembaca yang melihat foto
itu. Misalnya ketika fotografer memotret pengemis di jalan yang semakin
bertambah. Tujuannya untuk menyentil pemerintah dan menjadi bukti berita yang
ditulis bahwa pengemis di jalanan semakin bertambah.
“Itulah mengapa ada ungkapan sebuah gambar
lebih bermakna daripada ribuan kata” jelasnya.
Yusuf juga menjelaskan terdapat empat teknik
dasar yang harus dikuasai oleh fotografer yaitu komposisi, ruang tajam,
pencahayaan dan fokus. Keempat teknik ini dapat dikuasai dengan latihan dan
pengalaman yang banyak. Kemudian ada juga konsep EDFAT (Entire, Detail,
Framing, Angle dan Timing). Fungsinya untuk menghasilkan foto yang bercerita
dan berurutan.
Kru-kru juga berkesempatan untuk melihat hasil
foto-foto yang mengikuti teknik dan konsep yang dijelaskan tadi. Foto-foto
tersebut terlihat mengagumkan dan berkualitas tinggi. Perpaduan bidang, warna,
ruang dan pencahayaan membuat foto-foto tersebut terlihat hidup. Yusuf
mengatakan butuh praktik langsung agar dapat menghasilkan foto seperti itu. Ia
mengajak Paradigma untuk langsung berkunjung ke Batam Pos agar mendapatkan
workshop lebih lanjut untuk mendalaminya.
Kegiatanpun diakhiri oleh pembawa acara
ditandai dengan penyerahan plakat penghargaan oleh Pimpinan Umum LPM Paradigma
Agin Septhi yang diterima oleh Yusuf Hidayat. Kemudian dilanjutkan dengan sesi
foto bersama seluruh kru LPM Paradigma. Kegiatan ini membawa harapan semakin
meningkatnya kualitas SDM yang dimiliki kru demi mencapai standar jurnalistik
yang sebenarnya. (bm)
|
0 komentar:
Post a Comment