Kamis, 26 Januari 2017

Efek Kupu-Kupu dari Sebuah Keputusan

Sumber Gambarhttp://www.digaleri.com/2012/01/gambar-kupu-kupu-butterfly-wallpapers.html

Beberapa waktu yang lalu, penulis tertarik dengan sebuah video game yang di-publish oleh seorang creator Youtube, PewDiePie yang sedang memainkan sebuah game horor yang berjudul “Until Dawn”. Singkat cerita game ini menceritakan tentang beberapa remaja yang berusaha menyelidiki keanehan di sebuah gunung dan bertahan hidup dari ancaman misterius di gunung itu. Yang menarik dari game ini adanya pengaplikasian “Butterfly Effect” untuk menentukan takdir dari remaja-remaja tersebut berdasarkan keputusan yang pemain ambil dalam permainan sehingga memiliki banyak alternatif ending tidak kita duga sebelumnya.

“Kepakan sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menghasilkan tornado di Texas beberapa bulan kemudian”.

Seperti itulah bunyi dari teori efek kupu-kupu yang ingin penulis bahas dalam keseluruhan tulisan ini yang dicetuskan oleh seorang ahli di bidang Matematika dan Meteorologi yang bernama Edward Norton Lorenz. Ia mencetuskan teori ini setelah menyelesaikan beberapa persamaan linear dengan menggunakan komputer dengan format enam angka di belakang koma yang hasilnya jauh berbeda setelah ia hanya memasukkan hanya tiga angka di belakang koma. Teori ini kemudian menjadi landasan “Teori Chaos” yang mengemukakan sistem yang sangat peka terhadap keadaan awal.
Teori ini kesannya memang sangat melebih-lebihkan apalagi bumi yang memiliki sistem kehidupan yang sangat besar dapat terpengaruh hanya karena kepakan dari sayap kupu-kupu kecil. Tapi di dunia peramalan cuaca hal sekecil apapun sangat mungkin untuk mempengaruhi berbagai keadaan cuaca. Teori ini juga dapat menjadi alasan mengapa sangat sulit untuk meramal cuaca dengan tepat kala dunia telah memiliki beragam alat canggih untuk mengamati perubahan cuaca.
Hidup adalah pilihan, begitulah kata sebuah pepatah. Efek kupu-kupu ini sangat mendukung pepatah itu. Hidup ini terdiri dari berbagai pilihan dan setiap pilihan yang seseorang ambil akan melahirkan konsekuensi tersendiri. Konsep efek kupu-kupu ini dalam kehidupan mirip dengan konsep takdir dan karma dari tindakan yang seseorang lakukan. Hanya saja efek kupu-kupu adalah rantai sebab-akibat dan prosesnya yang berujung pada takdir atau karma.
Efek kupu-kupu ini tidak hanya menjelaskan akibat tindakan itu untuk dirinya sendiri tetapi juga lingkungannya. Seolah-olah ada benang tidak kasat mata yang menghubungkan seluruh makhluk. Kehidupan yang dijalani oleh seorang manusia saling terkait dengan kehidupan manusia lainnya. Hubungan ini bahkan menjadi sangat luas meliputi hewan, tumbuhan dan bumi itu sendiri. Perubahan yang dialami oleh sesuatu hal dapat mengakibatkan perubahan bagi yang lainnya baik langsung maupun tidak langsung.
Sebagai contoh, suatu hari Aldi membeli beberapa makanan ringan di kedai. Setelah memakan makanan ringan tersebut ia membuang bungkus kemasannya ke kali tidak jauh dari tempatnya berada. Tindakannya dilihat oleh anak-anak kecil yang bermain di daerah itu dan kemudian menirunya. Semakin lama semakin banyak orang yang membuang sampah ke kali hingga akhirnya kali yang berair jernih menjadi kotor dan bau. Di sekitar kali, ada beberapa pemukiman yang menggunakan air kali itu sebagai sumber air baku untuk minum, mandi dan mencuci. Akibat sungai yang tercemar,  mereka mulai terserang berbagai penyakit seperti gatal-gatal hingga diare.
Di mulai dari hal sepele, kemudian berubah menjadi hal yang serius. Hasil dari tindakannya telah merugikan dirinya sendiri dan banyak orang. Efek ini akan terus berlanjut dan mempengaruhi banyak faktor seperti pemerintah setempat, industri medis, ikan-ikan di kali dan banyak lagi. Hal berbeda akan terjadi apabila ia membuang sampah pada tempatnya, kejadian ini mungkin tidak terjadi atau terjadi tapi karena alasan yang berbeda.
Efek kupu-kupu ini menjelaskan betapa vitalnya keputusan dan tindakan yang seseorang ambil terhadap dirinya sendiri dan lingkungannya. Apa yang seseorang perbuat dapat mempengaruhi nasibnya dan lingkungannya di kemudian hari. Seseorang bahkan tidak bisa menduga apa dampak yang akan terjadi dari tindakannya di masa mendatang. Hal kecil yang kita lakukan dapat berdampak raksasa dan terus berlangsung selama-lamanya. Itulah mengapa seseorang perlu menggunakan akal sehatnya sebelum bertindak.
Untuk dapat menggunakan akal sehat dengan benar, seseorang perlu banyak belajar dan mencari pengalaman dalam hidup. Ilmu-ilmu itu akan membantu untuk berpikir kritis dan mampu melihat berbagai sudut pandang yang berbeda-beda. Pengalaman yang diri sendiri dan orang lain alami akan menjadi pertimbangan yang nyata untuk mengambil keputusan. Apabila mampu membuat keputusan yang baik maka tindakan yang dilakukan akan baik begitupun hasilnya. Pada akhirnya, tidak perlu ada penyesalan di akhir sebuah jalan yang engkau putuskan sendiri. (bm)

0 komentar:

Posting Komentar