Sumber Gambar : http://www.digaleri.com/2012/01/gambar-kupu-kupu-butterfly-wallpapers.html
Beberapa waktu yang lalu, penulis tertarik
dengan sebuah video game yang di-publish oleh seorang creator Youtube, PewDiePie yang sedang memainkan sebuah game horor yang berjudul “Until Dawn”. Singkat cerita game ini menceritakan
tentang beberapa remaja yang berusaha menyelidiki keanehan di sebuah gunung dan
bertahan hidup dari ancaman misterius di gunung itu. Yang menarik dari game ini adanya pengaplikasian “Butterfly Effect” untuk menentukan
takdir dari remaja-remaja tersebut berdasarkan keputusan yang pemain ambil
dalam permainan sehingga memiliki banyak alternatif ending tidak kita duga sebelumnya.
“Kepakan
sayap kupu-kupu di hutan belantara Brazil dapat menghasilkan tornado di Texas
beberapa bulan kemudian”.
Seperti itulah bunyi dari teori efek kupu-kupu
yang ingin penulis bahas dalam keseluruhan tulisan ini yang dicetuskan oleh
seorang ahli di bidang Matematika dan Meteorologi yang bernama Edward Norton
Lorenz. Ia mencetuskan teori ini setelah menyelesaikan beberapa persamaan
linear dengan menggunakan komputer dengan format enam angka di belakang koma
yang hasilnya jauh berbeda setelah ia hanya memasukkan hanya tiga angka di
belakang koma. Teori ini kemudian menjadi landasan “Teori Chaos” yang mengemukakan sistem yang sangat peka terhadap
keadaan awal.
Teori ini kesannya memang sangat
melebih-lebihkan apalagi bumi yang memiliki sistem kehidupan yang sangat besar
dapat terpengaruh hanya karena kepakan dari sayap kupu-kupu kecil. Tapi di
dunia peramalan cuaca hal sekecil apapun sangat mungkin untuk mempengaruhi
berbagai keadaan cuaca. Teori ini juga dapat menjadi alasan mengapa sangat
sulit untuk meramal cuaca dengan tepat kala dunia telah memiliki beragam alat
canggih untuk mengamati perubahan cuaca.
Hidup adalah pilihan, begitulah kata sebuah
pepatah. Efek kupu-kupu ini sangat mendukung pepatah itu. Hidup ini terdiri
dari berbagai pilihan dan setiap pilihan yang seseorang ambil akan melahirkan
konsekuensi tersendiri. Konsep efek kupu-kupu ini dalam kehidupan mirip dengan
konsep takdir dan karma dari tindakan yang seseorang lakukan. Hanya saja efek
kupu-kupu adalah rantai sebab-akibat dan prosesnya yang berujung pada takdir
atau karma.
Efek kupu-kupu ini tidak hanya menjelaskan
akibat tindakan itu untuk dirinya sendiri tetapi juga lingkungannya. Seolah-olah
ada benang tidak kasat mata yang menghubungkan seluruh makhluk. Kehidupan yang
dijalani oleh seorang manusia saling terkait dengan kehidupan manusia lainnya. Hubungan
ini bahkan menjadi sangat luas meliputi hewan, tumbuhan dan bumi itu sendiri.
Perubahan yang dialami oleh sesuatu hal dapat mengakibatkan perubahan bagi yang
lainnya baik langsung maupun tidak langsung.
Sebagai contoh, suatu hari Aldi membeli
beberapa makanan ringan di kedai. Setelah memakan makanan ringan tersebut ia
membuang bungkus kemasannya ke kali tidak jauh dari tempatnya berada.
Tindakannya dilihat oleh anak-anak kecil yang bermain di daerah itu dan
kemudian menirunya. Semakin lama semakin banyak orang yang membuang sampah ke
kali hingga akhirnya kali yang berair jernih menjadi kotor dan bau. Di sekitar
kali, ada beberapa pemukiman yang menggunakan air kali itu sebagai sumber air
baku untuk minum, mandi dan mencuci. Akibat sungai yang tercemar, mereka mulai terserang berbagai penyakit
seperti gatal-gatal hingga diare.
Di mulai dari hal sepele, kemudian berubah
menjadi hal yang serius. Hasil dari tindakannya telah merugikan dirinya sendiri
dan banyak orang. Efek ini akan terus berlanjut dan mempengaruhi banyak faktor
seperti pemerintah setempat, industri medis, ikan-ikan di kali dan banyak lagi.
Hal berbeda akan terjadi apabila ia membuang sampah pada tempatnya, kejadian
ini mungkin tidak terjadi atau terjadi tapi karena alasan yang berbeda.
Efek kupu-kupu ini menjelaskan betapa vitalnya
keputusan dan tindakan yang seseorang ambil terhadap dirinya sendiri dan
lingkungannya. Apa yang seseorang perbuat dapat mempengaruhi nasibnya dan
lingkungannya di kemudian hari. Seseorang bahkan tidak bisa menduga apa dampak
yang akan terjadi dari tindakannya di masa mendatang. Hal kecil yang kita
lakukan dapat berdampak raksasa dan terus berlangsung selama-lamanya. Itulah
mengapa seseorang perlu menggunakan akal sehatnya sebelum bertindak.
Untuk dapat menggunakan akal sehat dengan benar,
seseorang perlu banyak belajar dan mencari pengalaman dalam hidup. Ilmu-ilmu
itu akan membantu untuk berpikir kritis dan mampu melihat berbagai sudut
pandang yang berbeda-beda. Pengalaman yang diri sendiri dan orang lain alami
akan menjadi pertimbangan yang nyata untuk mengambil keputusan. Apabila mampu
membuat keputusan yang baik maka tindakan yang dilakukan akan baik begitupun
hasilnya. Pada akhirnya, tidak perlu ada penyesalan di akhir sebuah jalan yang
engkau putuskan sendiri. (bm)
0 komentar:
Posting Komentar