Tiga
tahun lalu saya datang ke kampus dengan ekspektasi bisa meraih skill dibidang teknik elektro, lulus
lalu mendapatkan pekerjaan sesuai dengan kompetensi yang saya punya. Sederhana,
begitulah adanya. Kuliah dengan benar kemudian lulus lalu dapat pekerjaan.
Jangan sampai terganggu dengan rutinitas lain. Pokoknya fokus kuliah saja.
Titik. Begitu saya tanamkan pada diri saya dulu.
Namun
seiring dengan berjalannya rutinitas kuliah, ditambah tugas yang bertumpuk
dengan deadline yang seringkali singkat, saya merasakan perbedaan yang kental
antara kuliah dan masa SMA. Sebagai mahasiswa, kita tidak hanya harus pandai dibidang
yang kita pilih. Kita juga dituntut ide, pemikiran dan kontribusi terhadap orang
banyak. Salah satu media penyalurannya adalah melalui organisasi mahasiswa.
Saya membaca banyak tulisan tentang pergerakan mahasiswa dimasa kemerdekaan
hingga reformasi. Kemudian saya juga membaca artikel tentang aktivitas kreatif
mahasiswa di luar bidang kuliahnya yang sangat positif seperti diskusi, seminar
hingga bakti sosial. Saya sadar dan merasa harus ikut terlibat dalam siklus
itu. Dan akhirnya saya memutuskan untuk masuk organisasi mahasiswa!
Awalnya
saya bingung mesti bergabung organisasi apa. Ada banyak organisasi mahasiswa
(ormawa) di
Poltek yang semuanya bagus. Ada yang
dibidang seni, tapi saya tak punya bakat dibidang seni. Ada ormawa yang
menggeluti bahasa Inggris,
tapi bahasa Inggris
saya amburadul hingga akhirnya malu
untuk mendaftar. Ada yang dibidang kewirausahaan, saya sempat masuk, namun
mundur karena malas-malasan.
Kemudian, salah seorang teman
mengajak saya bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Awalnya saya menolak,
karena dalam bayangan saya LPM itu adalah sekelompok mahasiswa yang hobi
mengejar berita sana-sini, wawancara sana-sini dan dikejar deadline sebagaimana wartawan pada umumnya. Hal itulah yang membuat
saya malas, karena saya jenis orang yang suka bekerja di belakang meja,
sedangkan jika bergabung di LPM justru saya harus turun ke lapangan. Namun
setelah diiming-imingi
kalau LPM itu bisa mengasah kemampuan menulis dan kebetulan saya hobi menulis,
saya akhirnya bergabung di Lembaga Pers Mahasiswa. Nama lembaga pers mahasiswa tersebut
adalah LPM Paradigma, yang menurut pengetahuan saya adalah LPM paling eksis di
Kepri.
Organisasi umumnya punya
struktur yang terdiri dari bagian-bagian atau divisi. Di LPM Paradigma juga
begitu, ada banyak divisi. Ada liputan, SDM hingga divisi yang khusus untuk
mendesain bulletin dan majalah. Saya memilih divisi media online saat itu.
Alasannya sederhana, media online itu bagian yang mengelola akun media sosial
LPM Paradigma. Atau bisa dibilang adminnya dan saya merasa cocok dengan divisi
tersebut karena bisa bekerja di belakang meja.(Arif)
0 komentar:
Post a Comment