LPM Paradigma, Batam - Di era globalisasi ini, arus
informasi mengalir begitu deras dan bebas dari segala penjuru mata angin
khususnya melalui teknologi informasi dan komunikasi yang sudah semakin canggih.
Setiap orang dapat mengaksesnya dengan cepat dan mudah tanpa perlu takut
ketinggalan informasi yang up-to-date.
Setiap pagi setelah bangun tidur, kita menyetel televisi untuk menonton berita
pagi, menelepon sanak
keluarga atau sahabat karib untuk menanyakan kabar mereka atau mungkin eksis
di sosial media untuk mengeksiskan diri. Semua itu
menyebabkan kita mendapatkan banyak informasi yang jika tidak kita sikapi
dengan benar maka dapat membahayakan.
Karena prinsip keterbukaan dan kebebasan
menjadi jargon dalam era globalisasi ini, maka siapapun dapat menyediakan
informasi. Informasi ini dapat disebarkan dengan media apapun mulai dari
selebaran-selebaran hingga teknologi dalam
jaringan (daring). Hanya dalam sekejap, maka informasi ini telah sampai kepada
banyak orang dan berbagai wilayah. Jika di Brazil sedang mengadakan olimpiade,
maka Indonesia dapat menyaksikannya pada saat itu juga walau terpisah jarak
ribuan kilometer.
Kemudahan ini selain membawa implikasi yang
positif seperti yang sudah kita ketahui manfaatnya juga membawa implikasi negatif
yang terkadang tidak disadari oleh penggunanya. Ketika seseorang membaca atau
mendengarnya mereka merasa biasa saja dan itu adalah hal yang normal. Alasannya
karena kebanyakan orang tidak akan menyelidiki dari mana informasi itu berasal.
Alasan lainnya karena kurangnya wawasan dan kemampuan mengendalikan emosi
sehingga mudah dipengaruhi.
Informasi hoax
adalah salah satu informasi yang banyak bertebaran khususnya di dunia maya. Hoax sendiri digunakan untuk menyebut
informasi palsu, tidak benar dan menyesatkan. Pertama kali dipopulerkan oleh netter Amerika yang berasal dari sebuah
film yang berjudul “The Hoax”. Film
ini banyak mengubah bahkan menghilangkan kejadian yang diuraikan dalam bukunya.
Hoax ini disebarkan dengan banyak tujuan
seperti komersial, black market, dan
mengubah persepsi publik. Hoax
seperti ini dapat kita jumpai pada kebanyakan blog, media sosial bahkan berita online. Mirisnya, hoax ini juga disebarkan untuk tujuan-tujuan baik dan mulia seperti
motivasi, testimoni dan dakwah agama. Walaupun tujuannya baik, tetapi
menyembunyikan fakta tetaplah sesuatu yang tidak bisa dibenarkan.
Lain pula dengan informasi-informasi yang
bersifat provokasi. Informasi ini bertujuan untuk
menguntungkan dirinya pribadi dan merugikan pihak lain. Kebanyakan informasi
ini mengandung permasalahan suku, agama, ras dan golongan yang kerap kali menjadi akar terjadinya
perselisihan. Hasutan untuk menghancurkan pihak lain menyebar begitu mudah
lebih mudah daripada imbauan untuk menggunakan BBM non-subsidi bagi mereka yang mampu.
Semua akar permasalahan itu hanya satu, malas
untuk kroscek, kroscek dan kroscek lagi sumber informasinya. Banyak orang
setelah melihat judul yang didesain dengan begitu menarik orang langsung
percaya tanpa mengecek isi dan sumbernya. Contoh, mahasiswa ketika mengerjakan tugas hariannya,
mereka searching di Google, copy-paste dan selesai tugas
dikumpulkan. Atau ketika mereka membacanya tetapi mereka percaya begitu saja
walaupun situs tidak mencantumkan sumber terpercaya. Akibat dari malas kroscek
ini, tersesatlah pikiran mereka dan ini disebut dengan pembodohan yang
diselubungi ilmu.
Begitu juga menyikapi informasi-informasi yang
bernada provokatif sudah seharusnya pembaca membaca dengan kepala dingin. Cari
lagi kebenaran informasi tersebut, selidiki dan hubungi pihak-pihak yang
berkaitan. Konfirmasi ulang hingga informasi itu benar-benar satu penjelasan
dan tidak bercabang. Jangan tertipu oleh judul yang bombastis namun informasi
yang diberikan tidak bermutu. Jika menjumpai informasi seperti ini abaikan
saja, tidak perlu ditanggapi dan lebih baik laporkan kepada pihak berwajib.
Jadilah pembaca yang bijaksana dan berwawasan
tinggi dengan melihat berbagai perspektif. Membaca itu sangat mudah namun
bagaimana menyikapi dengan benar itulah yang sangat sulit. Merasa tahu adalah
perbuatan yang arogan apabila tidak mau menyelidiki kebenaran dan memahami
maksud informasi. Ingatlah, pembodohan bisa saja terjadi pada Anda ketika Anda
mencari ilmu tetapi tidak cermat menerimanya.(bim)
0 komentar:
Post a Comment