SHARING BERSAMA KRU LPM KETIK POLIMEDIA JAKARTA

Sharing bersama salah satu KRU LPM Ketika Polimedia

BARELANG ROBOTIC TEAM RAIH JUARA I KRSBI 2016

Tim robot Politeknik Negeri Batam, Barelang Robotic Team berhasil meraih juara 1 kategori KRSBI (Kontes Robot Sepak Bola Indonesia) dalam KRI (Kontes Robot Indonesia) 2016

LPM PARADIGMA TEMU DAN SHARING BARENG KRU BARU

LPM Paradigma menggelar temu dan sharing bersama kru baru di lapangan Harmoni kampus Polibatam

MEMPERINGATI HARI BUKU, BEM dan ATAP MERAH GELAR DISKUSI TERBUKA

EM Polibatam bersama Atap Merah menggelar diskusi terbuka bertemakan “MUAK (Membaca Untuk Angkat Kejayaan) Dengan Buku”, Rabu (18/5) di lobi kampus.

Wednesday, September 28, 2016

Nostalgia Sepanjang Jalan Karya Rahel PS

Pyaar…
Suara gelas pecah terdengar mengejutkanku sesaat setelah aku keluar dari dapur. Buru-buru aku menuju kamar, dan benar saja Om Rudi tampak terkejut dengan apa yang baru saja dibuatnya. Tangannya bergetar dan pecahan gelas berserak di lantai. Beliau menatapku dengan tatapan tak berdaya.

“Iya om, tak apa. biar Rena yang bersihkan. Om Rudi istirahat saja lagi.” Aku berjalan mendekati tempat tidurnya dan segera mengais pecahan kaca. Om Rudi berbaring lagi, namun matanya tetap terbuka. Aku yakin ia sedang merasa tak berguna saat ini, ia merasa selalu merepotkan orang lain. Baiklah aku tidak akan mengeluh, ini bukan sesuatu yang perlu dibesar-besarkan.

Petang menjelang, badanku terasa begitu lengket karena seharian membersihkan rumah dan merawat Om Rudi.  Kudengar suara motor matic berhenti di halaman, itu pasti Andini gumamku pelan, kutatap pintu lekat-lekat dan benar… Andini masuk dengan seragam dinasnya.

“Rena… kau masih di sini? Ah, terimakasih.” Andini buru-buru melepas sepatu tingginya, meletakkan tas di atas meja lalu menghampiriku. Aku hanya tersenyum.

“Kau belum mandi? Kau pasti lelah sekali. Mandilah akan kusiapkan makan malam.” Andini berjalan ke dapur. Lantas aku tersadar, aku sibuk memberekan rumah sampai lupa makan dan memasak. Aku segera mandi supaya bisa menggantikan Andini yang sudah lelah bekerja.


“Rena, kau jadi pergi ke Jakarta? Apa tidak bekerja di sini saja? Bukankah Batam punya banyak perusahaan yang pasti akan menerimamu?” Andini memecahkan lamunanku.

“Eh, Andin.. sejak kapan kau berdiri di situ?” Aku terdiam sejenak, sambil berharap Andini mengganti pertanyaannya, tapi dia tetap menatapku.

“Baiklah, aku menyerah akan kujawab. Aku ingin sekali bekerja di Jakarta karena tawarannya lebih baik. Posisiku lebih baik, demikian juga dengan gajinya. Ini pekerjaan yang sudah lama kuimpikan.” Andini terdiam mendengar jawabanku, dan aku pun  demikian. Aku sendiri berusaha mengoreksi jawabanku, apakah itu yang benar-benar kurasakan dan yang kuinginkan.

“Aku tidak akan melupakanmu Rena, terimakasih ya sudah mau tinggal beberapa waktu di rumahku sebelum pergi ke Jakarta. Ayah senang sekali menyadari aku punya sahabat sepertimu.” Kali ini aku hanya mampu membalasnya dengan senyum, hanya itu yang bisa kulakukan. Sejujurnya aku juga senang berada di sini, aku merasa ada, dan berguna. Setelah sekian lama aku tak merasakannya.

            Keesokkannya aku sudah ada di bandara, aku sungguh yakin akan merasa lebih baik di Jakarta. Aku menguatkan hati, ini tidak akan menyakitkan. Andini akan baik-baik saja dengan ayahnya. Mereka orang yang hebat, aku tidak bisa terus bersama mereka dan melupakan impianku. Apapun yang terjadi aku akan berangkat. Andini memang sahabatku, kami sangat dekat bahkan melebihi saudara, tapi mimpiku tetaplah sama. Hari itu dengan tega aku memutuskan pergi ke Jakarta, meninggalkan Andini sendirian merawat ayahnya yang sakit keras. Sepanjang perjalanan aku hanya berusaha menguatkan diriku sendiri. Iya, hanya itu yang kulakukan sepanjang perjalanan menuju Jakarta. Kemudian aku menonaktifkan ponsel. Berharap aku bisa kuat tanpa harus memberi dan menerima kabar dari Andini. Itu yang kulakukan, berusaha menjadi orang yang tidak punya hati, pikirku itu demi kebaikanku.

            Telah tiga hari aku bekerja di perusahaan asing yang sudah lama kuimpikan. Dan terhitung sudah seminggu aku tinggal di Jakarta. Ternyata kesibukan membuatku baik-baik saja. Beberapa waktu aku tinggal bersama Andini dan ayahnya, sejak kecil kami bersahabat dan dengan kesibukan padat, ternyata mampu membuatku sejenak melupakan kesedihan kalau aku harus berpisah dengan Andini.
***
            Malam ini begitu tenang, aku berdiri di balkon apartemen baruku. Apartemen yang diberikan perusahaan sebagai tempat tinggalku. Angin berhembus sepoi-sepoi menambah aroma yang menenangkan. Memandang kota Jakarta dari lantai 41 ternyata begitu menyenangkan, salama di Jakarta baru kali ini aku bisa menikmati malam. Melihat lampu gemerlapan kota Jakarta dan kendaraan yang memadati jalan membuatku seakan terhibur sendiri. Tiba-tiba aku teringat pada ponselku yang sudah kunon-aktifkan selama seminggu. Aku buru-buru masuk, menarik laci dan meraih ponselku. Kuaktifkan dengan segera, beberapa menit berlalu dan belasan pesan singkat masuk bergantian. 12 pesan dari Andini, 3 dari operator, 2 dari temanku. Aku sedikit ragu membukanya, pertama pesan dari temanku, ternyata isinya tidak terlalu penting. Kedua dari operator, dan ini ternyata lebih tidak penting dari sebelumnya. Baiklah yang terakhir dari Andini, 12 pesan ku buka dari yang paling awal dikirim.

“Dia menanyakan apakah aku sudah sampai di Jakarta, em dia menanyakan kabarku, baiklah kemudian dia masih menanyakan kabarku sampai pesan ke 10, sejauh ini masih baik-baik saja,” bacaku santai sambil menarik nafas lega. Kalau ia menanyakan kabarku berarti ia juga baik-baik saja. Aku menggeser layar ke bawah, pesan ke 11,

“Rena, apa kau baik-baik saja? Aku selalu berusaha menghubungimu, tapi nomormu tidak aktif. Semoga itu bukan pertanda sedang terjadi hal buruk denganmu. Yah, karena hal buruk itu sedang menimpaku. Ayah sudah pergi Ren, tadi pagi pukul 07.10. Rasanya aku ingin pergi menemani ayah, andai aku bisa.” Suaraku bergetar, awalnya aku bersemangat membaca pesan ini keras-keras sampai akhirnya suaraku hilang.

Masih ada satu pesan lagi dari Andini, aku segera menutup pesan ini untuk menuju ke pesan terakhir yang belum kubaca. Kali ini membaca dalam hati saja sudah cukup.
* Andinia
Ini terhitung pesan ke-12 ku kenapa kau tetap tak membalasnya Ren? Ayah sudah pergi sehari setelah kau ke Jakarta. Kesehatannya menurun drastis, dokter angkat tangan kala itu dan Tuhan mengambilnya. Aku ingin sekali angkat tangan juga saat ini. Aku ingin menyerah.  Bukankah kita sama sekarang, tidak ada ayah dan ibu, tidak ada kakak atau adik, tidak ada sanak saudara yang lain karena kita memang berasal dari tempat dimana banyak anak tidak memiliki siapapun.

Aku… aku tak tahu apa yang kurasakan. Dengan gemetar aku berjalan mendekati tempat tidur dan duduk di sudutnya. Aku masih sama, dengan angkuh aku berusaha kuat. Tapi… ternyata aku masih punya hati. Air mataku gugur, semakin kutahan semakin banyak ia terjatuh. Aku membaringkan tubuhku dan semakin terisak. Aku merasa begitu lemah malam ini. Angin sepoi yang tadinya terasa menenangkan sekarang masuk dengan hawa dingin. Dingin sekali, aku menarik lututku sampai ke dada. Isakku tidak bisa dihentikan, sesak sekali rasanya.

            Aku membuka mata, hari sudah terang. Pintu menuju balkon kamar apartemenku masih terbuka dan lampu masih menyala. Sepertinya aku menangis sampai tertidur tadi malam. Aku buru-buru bangun, aku harus kembali ke Batam hari ini juga. Aku meraih ponsel, membuka situs pesan tiket pesawat online dengan tekat bahwa aku harus berangkat secepatnya. Setelah beberapa menit menjelajah internet, akhirnya aku mendapatkan tiket yang kucari. Aku akan pergi siang ini pukul dua, aku segera bersiap. Membuka laptop dan mengetik surat pengunduran diri dari perusahaan yang belum genap dua minggu menerimaku sebagai staff. Aku tidak akan perduli pada apapun yang dikatakan perusahaan milik Rusia ini. Benar-benar tidak perduli. Segera kucetak surat yang tidak sampai 5 menit kubuat. Kutanda tangani dan kumasukkan dalam amplop serapi mungkin. Aku berkemas, membereskan semua barangku. Dari kantor aku akan langsung pergi ke bandara. Ideku berjalan begitu saja tanpa banyak pertimbangan.

            Bagian personalia menyayangkan pengunduran diriku, begitu juga rekan satu timku. Sebenarnya aku sudah menyalahi aturan, tapi aku tidak bisa lagi bekerja dengan baik apalagi dengan kondisi seperti ini. Aku buru-buru ke bandara sebelum terlambat. Aku check in dan langsung menuju pesawat setelah hanya 5 menit menunggu di gate. Aku benar-benar tidak sabar, aku duduk dekat jendela. Perasaanku amburadul, aku baru saja mengundurkan diri dan akan datang ke rumah Andini yang tak kuketahui lagi keadaannya saat ini.

            Tiba-tiba pikiranku melayang jauh, seakan membuka catatan yang pernah kutulis dahulu. Sebelum aku memutuskan untuk bekerja di perusahaan asing karena gajinya yang besar dan masa karir yang menjajikan aku pernah berbincang dengan Andini. Waktu itu kami kuliah dengan beasiswa, Andini berkata ia ingin menjadi seorang bidan di daerah yang akan sangat membutuhkan dia. Dan aku menjawabnya dengan mengatakan bahwa aku ingin bekerja di perusahaan asing, aku ingin menjadi kaya dan membuka usaha sendiri. Aku akan sukses sekalipun latar belatangku adalah anak panti asuhan. Mendengar jawabanku kala itu Andini hanya tersenyum tipis. Aku penasaran, lantas aku bertanya

“Apa bagusnya menjadi bidan di tempat seperti yang kau inginkan itu? Kau mungkin tidak akan mendapat gaji besar, mungkin kau tak akan menerima upah dari pasien atau ibu melahirkan yang tidak memiliki apapun untuk diberikan padamu. Lantas, bagaimana kau bisa membahagiakan ayah yang telah mengangkatmu?” aku menatap matanya dengan tegas. Berharap jawabannya tidak akan membuatku pingsan.

Lagi-lagi Andini tersenyum tipis, namun begitu manis. Aku tidak mengerti kenapa saat aku berusaha menghakimi mimpinya, ia masih bisa tersenyum semanis itu.

“Iya, kau benar Rena. Aku tidak akan menjadi kaya, bahkan mungkin aku tidak akan bisa membangun sebuah istana kecil untuk ayah angkat yang telah mencintaiku dengan sempurna. Tapi, aku yakin ia akan bangga saat putri yang telah diambilnya dari panti itu mampu mengabdikan ilmunya bagi negaranya, bagi bangsanya dan ilmunya berguna bagi setiap orang yang ada di sekitarnya. Itulah caraku membalas cinta ayah” saat itu aku tidak mengerti dengan keputusannya, banyak pemerintah di negeri ini. Merekalah yang seharusnya mengurusi masyarakat miskin, mengapa harus mengusik masa dan cita-cita anak muda. Pikirku waktu itu.

Kami sama-sama dibesarkan di panti asuhan dengan kondisi yang serba kekurangan. Kami miskin, namun setelah dewasa ternyata kami memiliki cara pandang yang berbeda akan masa depan, dan akan apa yang harus kami lakukan pada keadaan di sekitar kami.

Aku menarik nafas pelan kemudian senyumku mengembang perlahan. Mataku masih terarah pada awan dan langit yang begitu cerah. Aku merasa aneh, kenapa baru sekarang memahami maksud kata Andini. Selama ini dia mengabdikan ilmunya dan apapun yang ia kerjakan ia merasa bahagia. Sedang aku, aku sibuk mencari uang. Aku bahkan terlalu angkuh dan melupakan siapa aku dahulu. Aku juga membohongi hatiku kalau aku bisa jauh dari Andini dan om Rudi yang begitu baik. Bahkan aku pergi disaat-saat sulit hidup mereka. Jahat sekali aku. Saat ini perjalananku hanya diisi dengan sesal, namun sesal itu tidak bertahan lebih lama. Aku akan memperbaiki semuanya, aku akan menghibur Andini dan mengembalikan senyumnya. Aku akan belajar mengabdikan ilmuku untuk kebaikan orang lain yang membutuhkan. Aku tidak akan sibuk pada diriku sendiri.

Terimakasih sahabatku Andini yang telah menuliskan catatan indah sepanjang hidupku. Perjalanan kembali ke Pulau Batam hari ini membuatku bernostalgia dengan suatu masa dimana sesuatu yang berharga pernah kau ajarkan padaku, dan aku baru mengertinya hari ini. Yaa, setidaknya akhirnya aku mengerti. Aku mungkin telah mengecewakanmu, tapi aku berjanji aku akan memberi banyak waktu untuk memperbaikinya




Tuesday, September 27, 2016

SELAMAT DATANG DI ERA CITIZEN JOURNALISM

"Kalau Ingin Mengenal Dunia, Membacalah. Kalau Ingin Dikenal Dunia, Menulislah.”

www.google.co.id
Ada kalimat yang mudah dipahami. Ada yang bikin pening kepala. Bukan isinya yang membuat mumet, melainkan karena teknik penulisannya yang “mbulet”. Mana yang penting, mana yang menarik, mana yang sampah, mana yang fakta, mana yang opini, semua bercampur aduk menjadi satu.

Itulah dunia jurnalistik. Tingkat pengetahuan dan kemahiran seseorang dalam ilmu jurnalistik mempengaruhi kemampuan orang itu dalam menyampaikan laporan atau berita. Semakin menguasai ilmu jurnalistik, semakin mudah orang lain memahami laporan yang dibuatnya. Semakin mahir, semakin cepat dia menyelesaikan penulisan. Demikian pula sebaliknya.

Jurnalistik merupakan cabang ilmu komunikasi. Karena komunikasi menjadi kebutuhan semua orang, jurnalistik secara tidak langsung menjadi ilmu yang secara otomatis dimiliki semua orang untuk berkomunikasi dengan orang lain.

Pada masa lalu, jurnalistik dipahami sebagai ilmu yang hanya penting untuk para wartawan atau praktisi kehumasan. Pandangan ini tidak sepenuhnya salah, karena jurnalistik identik dengan karya yang menjadi isi atau konten media massa.

Era citizen journalism telah tiba. Pandangan lama bahwa jurnalistik hanya perlu dikuasi para wartawan dan praktisi kehumasan menjadi tidak relevan lagi. Pada era citizen journalism, semua orang bisa memiliki media sendiri yang dikenal dengan blog atau media sosial.

Sebagai pemilik media, semua orang bisa menjadi pengisi konten sendiri. Persoalannya, apa yang akan dijadikan isi di media kita? Menarik atau tidak isinya? Bermanfaat atau tidak pesannya? Penting atau tidak temanya?

Nah, seorang pemilik media mesti berhati-hati juga kalau menulis. Tidak boleh karena merasa sebagai pemilik media lalu membuat tulisan seenak hatinya. Media harus dijaga agar tidak berisi tulisan sampah. Juga harus dijaga agar tidak menjadi sumber fitnah.

Artikel ini saya tulis untuk membuka pandangan bagi siapapun yang ingin belajar menjadi warga jurnalis, membuat karya-karya jurnalistik yang baik. Menjadi karya jurnalistik yang bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.(deb)

Wednesday, September 21, 2016

POLIBATAM SHOWTIME, PERSEMBAHAN DARI KUMPULAN ANAK SENI

Suasana Panggung Polibatam Showtime
LPM Paradigma, Batam - Polibatam Showtime adalah acara yang dilaksanakan oleh KuAS (Kumpulan Anak Seni) di Lobby A Politeknik Negeri Batam. Tujuan diadakannya acara ini untuk menyalurkan bakat seni dari mahasiswa maupun mahasiswi PoliBatam dan bukan hanya sekedar menampilan seni dari anak Kuas. Tema acara ini yaitu Perdamaian karena dianggap sesuai dengan tanggal pelaksanaannya nanti yaitu 21 Oktober 2016 mendatang yang diperingati sebagai Hari Perdamaian. Acara ini berlangsung meriah dengan berbagai penampilan seni seperti solo vokal, akustik, musikalisasi puisi, tari, dan lainnya. Selain penampilan dari mahasiswa polibatam, ada juga pameran lukisan serta goresan tangan yang indah dari pecinta seni dan turut serta juga teman-teman dari Komunitas Seni Batam yang hadir sebagai bintang tamu yang menambah keseruan serta keunikan seni pada Polibatam Showtime kali ini. (yul)

Buletin LPM Paradigma Edisi Agustus 2016










HITUNG INDEKS MASSA TUBUH, KENALI KATEGORI BERAT BADAN

LPM PARADIGMA, BATAM - Obesitas adalah penimbunan lemak dalam tubuh yang sulit terurai dan mengakibatkan kegemukkan pada diri seseorang.  Menurut data yang dilansir dari situs National Geographic, lebih dari 40 juta orang di Indonesia mengidap obesitas dan konon anak-anak Indonesia menempati peringkat pertama pengidap obesitas di Asia Tenggara.

Obesitas berkaitan erat dengan fungsi organ tubuh lainnya seperti halnya jantung.  Terdapat hubungan langsung antara indeks massa tubuh tinggi dengan resiko penyakit jantung. Semakin banyaknya lemak didalam tubuh, maka area sekitar jantung pun dipenuhi oleh lemak. Sehingga, fungsi jantung dapat terhambat dan menjadi tidak normal.

Kurangnya aktivitas juga dinilai dapat memicu obesitas. Kebiasaan bermalas-malasan, mengonsumsi junk-food, dan rendahnya asupan buah serta sayur juga penyumbang seseorang mengidap kegemukkan.  Namun, tidak selalu disebabkan oleh gaya hidup, obesitas juga dapat disebabkan karena faktor genetik.

Beberapa negara tengah sibuk menekan angka obesitas. Seperti halnya dibagian Belahan Eropa. Makanan atau minuman yang memiliki kadar gula tinggi di banroll dengan harga yang lebih mahal dari harga biasanya. Peraturan ini ditujukkan agar warganya mengurangi makanan atau minuman yang memiliki kadar gula tinggi yang dapat memicu obesitas.

Ada beberapa cara untuk menentukkan tingkat berat badan pada diri seseorang salah satunya dengan Body Mess Index, berat badan dibagi dengan tinggi badan lalu dikali dengan tinggi badan. Apabila hasilnya lebih dari 27, anda patut waspada ya! Karena sudah dapat dikategorikan obesitas.


Namun, jangan khawatir karena tidak ada kata terlambat untuk penanganan dan pencegahan obesitas. Jaga asupan makanan, mengonsumsi buah dan sayur, dan yang paling penting adalah bergerak atau olahraga minimal lima belas menit sampai setengah jam perhari. (kaa)

Tuesday, September 20, 2016

POLICE & JASA RAHARJA GO TO CAMPUS

Safety Riding
 LPM Paradigma, Batam - Jasa Raharja bekerja sama dengan Kepolisian Batam mengadakan seminar dengan tema “Police & Jasa Raharja Go to Campus” di Auditorium Politeknik Negeri Batam yang diselenggarakan pada (20/9) mulai pukul 07.00-12.00 WIB. Seminar ini dihadiri oleh tamu-tamu penting antara lain Kapolantas, Direktur Utama dan Direktur Operasional Jasa Raharja, dan Kadispenda sebagai perwakilan gubernur. Seminar ini merupakan acara tahunan dari Jasa Raharja dan kepolisian, dan pada tahun 2016 ada 5 provinsi yang terpilih, salah satunya adalah Kepri dimana Politeknik Negeri Batam terpilih untuk menjadi tempat untuk acaranya.

Seminar ini bertujuan agar civitas akademika lebih peduli mengenai keselamatan ketika di perjalanan agar tidak terjadi kecelakaan. Apalagi mahasiswa merupakan golongan penduduk yang berada dalam usia produktif dimana sangat banyak aktivitas yang dilakukan, sehingga mahasiswa harus paham bahwa keselematan di jalan itu merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat disepelekan.  Seminar ini membahas mengenai penjelasan tentang jasa raharja beserta tugasnya, penjelasan mengenai kepolisian beserta tugasnya, dan apa fungsi dari keberadaan jasa raharja itu sendiri.

Bapak Hari selaku pegawai Jasa raharja mengatakan bahwa mahasiswa itu harus peduli dan paham akan keselematan di perjalanan karena tingkat kecelakaan yang dialami mahasiswa termasuk tinggi, sehingga dengan diadakan acara ini diharapkan mahasiswa lebih paham bagaimana cara berkendara yang baik dan benar.

Seminar 
Setelah seminar selesai, dilanjutkan acara safety riding yang bertempat di Lapangan Harmoni pada pukul 13.00-16.20 WIB. Acara ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi kepada mahasiswa bagaimana berkendara yang baik dan benar ketika di perjalanan. Dalam acara ini ada beberapa hiburan seperti penampilan dari band, barongsai, atraksi motor yang di lakukan oleh anggota kepolisian serta ada kupon berhadiah dengan hadiah utama 1 unit sepeda motor. Para mahasiswa pun diikut sertakan dalam acara tersebut dimana mahasiswa bisa mendaftar untuk ikut konvoi dengan hadiah 1 buah helm dan 1 kaos. Antusiasme mahasiswa pun sangat tinggi untuk mengikuti acara tersebut. Dengan adanya acara tersebut maka diharapkan tingkat kecelakaan di kalangan mahasiswa semakin berkurang.(dp)                

Sunday, September 11, 2016

Hasil Race MotoGP San Marino 2016: Pedrosa Menang, Rossi ke-2

Pedrosa Juara MotoGP Misano 2016
LPM Paradigma, Misano – Dani Pedrosa sukses menjuarai balapan MotoGP di Sirkuit Misano World Circuit Marco Simoncelli, San Marino, Minggu malam WIB (11/9). Pembalap Honda asal Spanyol tersebut diikuti Valentino Rossi yang finish di posisi kedua dan Jorge Lorenzo di urutan ketiga.

Kemenangan Pedrosa pada seri ke-13 tersebut merupakan yang pertama baginya di musim 2016. Pedrosa juga tercatat sebagai pembalap kedelapan dalam musim 2016 yang berhasil memenangkan juara seri. Adapun tujuh pembalap lainnya yang berhasil menjadi juara seri yaitu, Lorenzo, Marquez, Rossi, Miller, Iannone, Crutchlow dan Vinales.

Hingga seri ke-13, klasemen pembalap masih dipimpin oleh Marc Marquez dari tim Repsol Honda dengan 223 poin. Urutan kedua ditempati Valentino Rossi dengan 180 poin dan Jorge Lorenzo di posisi ketiga dengan 162 poin. (***)

sumber gambar: http://www.sumberbola.com/pedrosa-akui-jika-teknisinya-kurang-berpengalaman/

Saturday, September 10, 2016

LPM Paradigma Temu dan Sharing Bareng Kru Baru

Suasana sharing, Jumat (9/9)
LPM Paradigma, Batam – LPM Paradigma menggelar temu dan sharing bersama kru baru di lapangan Harmoni kampus Polibatam, Jumat (9/9) pukul 17.00 WIB. Kegiatan tersebut dihadiri oleh kru baru LPM Paradigma dan pengurus periode 2016.

Sharing ini diadakan untuk lebih mengenal dan mendekatkan kru baru LPM Paradigma dengan pengurus periode 2016. Tak hanya itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memberi pengetahuan kepada kru baru mengenai pers kampus dari redaksi hingga kegiatan yang dilakukan. Tercatat sebanyak 30 orang kru baru dan pengurus ikut serta dalam acara ini.

“Kita disini untuk mengenalkan kepada rekan-rekan kru baru tentang apa itu LPM Paradigma, apa itu pers kampus hingga bagaimana pekerjaannya.” Ujar Santa, Pimred LPM Paradigma.

Pimpinan Umum LPM Paradigma, Arif juga turut memberikan sambutannya dalam kegiatan yang berlangsung santai dan sesekali diiringi gelak tawa tersebut.

“Saya ucapkan terima kasih dan selamat datang untuk kru baru LPM Paradigma. Kita patut berbangga karena UKM ini masuk peringkat tiga besar UKM terbaik di kampus Polibatam tahun 2015. Tak hanya itu, banyak kru LPM Paradigma yang berprestasi bahkan beberapa pernah aktif sebagai wartawan media di Batam.” kata Arif. (**)




Monday, September 5, 2016

Hasil Race MotoGP Inggris 2016: Maverick Vinales Raih Kemenangan Perdana Kelas Utama

Maverick Vinales Menang di GP Inggris
LPM Paradigma, Silverstone – Pembalap tim Suzuki Ecstar, Maverick Vinales berhasil memenangkan balapan MotoGP seri ke-12 yang diadakan di Sirkuit Silverstone, Inggris, Minggu malam WIB (4/9). Kemenangan tersebut menjadi yang pertama bagi Vinales sejak debutnya di kelas utama pada tahun 2015 lalu. Selain itu, hasil tersebut juga merupakan kemenangan pertama Suzuki sejak tahun 2007.

Ketika balapan dimulai, Maverick Vinales yang start di posisi tiga melesat untuk menduduki posisi dua di belakang Rossi. Tidak butuh waktu lama bagi Vinales meng-overtake Rossi untuk memimpin jalannya balapan. Adapun Rossi kemudian terlibat duel sengit dengan Crutchlow dan Marquez. Crutchlow yang tampil agresif berhasil mengamankan posisi dua. Sedangkan Rossi berhasil finish di urutan tiga setelah memanfaatkan kesalahan Marquez yang melebar keluar trek beberapa lap menjelang balapan usai.

Hasil yang diraih Vinales juga turut mendongkrak posisinya di klasemen sementara pembalap ke urutan empat. Posisi pertama masih dipegang oleh Marc Marquez. Sedangkan urutan kedua dan ketiga diduduki oleh Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo. (**)

sumber gambar: http://www.bola.net/otomotif/valentino-rossi-sebut-maverick-vinales-sebagai-ancaman-267c78.html




Thursday, September 1, 2016

Buletin LPM Paradigma Edisi Mei - Juni 2016