![]() |
Ilustrasi individu dalam organisasi |
Perkuliahan
itu identik dengan menuntut ilmu serta mengikuti organisasi, baik itu yang di
dalam maupun yang di luar kampus. Kedua
hal ini harus sejalan dan tak boleh berat sebelah. Kuliah tanpa mengukuti
organisasi sama halnya seperti makan kerupuk, tetapi hanya makan anginnya saja.
Begitu juga halnya jika hanya fokus dengan organisisasi, ibarat sebuah pohon
yang tak berdaun.
Dalam
hal ini mahasiswa hanya mampu bersosialisasi tanpa memiliki dasar pendidikan yang kuat. Lantas apa tujuan
mengikuti organisasi? Itu merupakan pertanyaan umum yang sering di tanyakan
pada saat seorang mahasiswa melakukan wawancara untuk bergabung dalam sebuah
organisasi kampus dan beragam jawabanpun muncul dari mahasiswa yang ditanyai
hal tersebut. Dengan jawaban-jawaban “jitu” mareka berhasil meyakinkan sang
penanya.
Oke, kembali ke judul awal, apa sih arti mahasiswa “belalang
kupu-kupu itu?” ini bukan belalang kupu-kupu yang sering dinyanyikan di waktu
kecil ya. Jika selama ini di kampus ada istilah mahasiswa kupu-kupu
(kuliah-pulang), ini untuk mahasiswa yang tidak mengikuti organisasi. Dan
kura-kura (kuliah-rapat), mahasiswa kura-kura ini aktif berorganisasi di kampus
maupun di luar kampus, bahkan terkadang karena padatnya jadwal sampai harus
menginap di kampus.
Mahasiswa belalang kupu-kupu ini
dapat diibaratkan dengan mahasiswa yang mengikuti lebih dari satu organisasi, memang
apa masalahnya mahasiswa mengikuti lebih dari satu organisasi? Toh mahasiswa
itu juga yang bakalan menjalankannya dan mahasiswa tersebut merasa mampu. Well, itu memang bukan masalah selagi
mahasiswa itu masih bisa membagi waktu terhadap organisasi yang diikutinya
tersebut, dan jabatannya di dalam suatu organisasi tersebut hanya sebagai
anggota biasa, bukan bagian intinya.
Lalu bagaimana jika mahasiswa yang
diamanatkan untuk menjadi petinggi atau
inti dari satu organisasi mengikuti lebih dari satu organisasi? Tapi sebelum
lebih jauh membahas hal tersebut, kembali lagi dasarnya. Sebelumnya telah
penulis katakan, sebagian besar mahasiswa memiliki jawaban “jitu” pada saat
wawancara memasuki ormawa (organisasi kemahasiswaan), tetapi apakah itu berasal
dari hati nurani atau hanya sekadar ingin keren-kerenan saja dan menjadi
populer dengan masuk ke ormawa tersebut? Atau hanya untuk mendapatkan
sertifikat ormawa saja? Jawabannya hanya ada pada diri anda yang mengikuti
ormawa, tanyakanlah pada diri anda.
Oke,
penulis tidak akan lebih jauh membahas alasan mahasiswa satu persatu. Lanjut kembali ke pertanyaan penulis mengenai
petinggi ormawa yang mengikuti lebih dari satu organisasi, salah satu contohnya
misalnya kepala divisi ormawa A mendaftar ke dalam ormawa B yang lebih
bergengsi. Untuk apa coba? Bukannya jika hal itu terjadi pelaksanaan tugas dan
kewajiban yang di pegang oleh sang petinggi
ormawa tidak akan berjalan sempurna dan hanya
setengah-setengah? Bukankah salah satu tujuan berorganisasi untuk melaksanakan
Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pengabdian masyarakat? Jadi untuk apa lagi
mengikuti lebih dari satu organisasi?
Penulis sangat berharap dengan
tulisan ini dapat menggugah kesadaran
mahasiswa kalau berorganisasi bukan untuk keren-kerenan, tapi untuk berkarya
dan mengabdi kepada. Lebih dari itu, penulis juga berharap pembaca
dapat terbuka hatinya dan kesadarannya betapa pentingnya mengikuti organisasi
tanpa mengesampingkan pendidikan formal, karena pendidikan itu penting dan akan
sempurna jika dibarengi dengan organisasi. Maju terus Ormawa Politeknik Negeri
Batam demi tujuan-tujuan yang mulia. Salam Pers Mahasiswa! (RW)
Sumber gambar : https://akar16.wordpress.com/category/ilmu-komunikasi/komunikasi-organisasi/
0 komentar:
Post a Comment