Rio Haryanto di kokpit jet darat Manor Racing
f.sport.okezone.com
Masih hangat bahkan masih panas
diperbincangkan. Anak muda kelahiran Solo jadi kontestan pertama dari Indonesia
di ajang balap jet darat tercepat sejagat, Formula 1. Siapa dia? Tak lain tak
bukan adalah Rio Haryanto. Mulai dari orang tuanya, abang-abangnya, keluarga
bapaknya, keluarga ibunya, kawan-kawan sepermainannya, pacarnya (mungkin),
tetangganya, menpora dan stafnya, presiden dan wapres beserta stafnya girang
bukan kepalang. Bahkan kita-kita yang hanya mengenal si Rio lewat dunia maya
saja sampai ikutan bangga.
Kita mesti berbangga. Soalnya, menembus
kejuaraan dunia macam F1 bukan perkara main-main. Butuh dedikasi, skill dan biaya yang tidak sedikit untuk
sampai kesana. Buktinya, tengok saja si Rio Haryanto ini, dia sudah membalap
sejak usia dini dan melalui semua tahapan menuju F1. Mulai dari tingkat daerah,
nasional hingga asia sudah ia ikuti. Bahkan Rio berhasil menduduki posisi
keempat klasemen GP2 (kompetisi dibawah F1) musim 2015, sehingga kursi F1 untuk
musim 2016 pantas ia dapatkan.
Tim asal Inggris bernama Manor Racing
jadi tempat Rio berlabuh. Sempat terkatung-katung nasibnya akibat kurangnya
dana untuk menebus satu kursi di Manor Racing, akhirnya Rio resmi diperkenalkan sebagai pembalap kedua tim tersebut minggu lalu dan akan turun full season di F1 musim 2016! Luar biasa
bukan? Tentu! Dengan embel-embel pembalap muda berbakat dan wakil pertama Indonesia
tentunya pencapaian Rio untuk menjangkau F1 sangat luar biasa dan patut diapresiasi. Meski Manor
Racing bukanlah tim dewa sekelas Ferrari atau Mercedes, bergabungnya Rio
Haryanto adalah suatu hal yang prestisius bagi kita semua karena seperti yang
telah dikatakan tadi, F1 bukan kompetisi ecek-ecek.
Butuh tekad baja hingga biaya yang luar biasa mahalnya untuk mewujudkan itu. Dan
Rio Haryanto berhasil melakukannya.
Memang perjalanan Rio di F1 baru akan
dimulai. Tapi bukan berarti kita sebagai mahasiswa Polibatam tak bisa mengambil
hikmahnya. Bahwa setiap usaha keras pasti membuahkan hasil, bahwa setiap
kesempatan sekecil apapun bisa diambil, bahwa nasib buruk suatu saat akan
berbalik. Dan masih banyak diantara kita mahasiswa Polibatam yang belum
sepenuhnya menyadari itu. Contohnya seperti kasus dibawah ini :
1.
Mahasiswa A : Aku masuk Poltek terpaksa karena gak diterima di kampus …..
2.
Mahasiswa B : Aku salah masuk jurusan. Sebenarnya
aku mau masuk jurusan ....
Diatas beberapa kasus yang sering
terdengar di kalangan mahasiswa Polibatam. Ini pandangan yang salah besar. Justru
bisa berkuliah di perguruan tinggi manapun, jurusan apapun adalah sebuah nikmat
yang harus disyukuri karena tak sedikit diluar sana anak-anak putus sekolah. Bukan
sebaliknya, mengeluh dan menyalahkan keadaan.
Well,
tulisan ini bukanlah untuk menggurui. Hanya sekedar untuk membagi pikiran
penulis saja terkait dengan fenomena beberapa mahasiswa di kampus kita yang
merasa dirinya berada di kampus dan jurusan yang salah. Buang jauh-jauh
perasaan salah kampus dan salah jurusan itu. Tetaplah bersyukur meski tak
berada di kampus dan jurusan yang diinginkan Jadilah seperti Rio Haryanto yang tak
kenal lelah perjuangannya. Karena siapa tau, tuhan punya rencana luar biasa
untuk kita. Salam! (***)
0 komentar:
Post a Comment