Ppprrraaannkkk..
Suara piring pecah lagi-lagi terdengar nyaring
ditelingaku. Di luar, malam bernuangsa
gelap pekat nan sunyi, namun tidak dengan rumah ini penuh dengan suara gaduh
dan suara barang-barang pecah yang jatuh
dengan disengaja. Rumah seharusnya tempat untuk penghuni nya berteduh terutama
anak. Tapi tidak denganku, rumah ini bagaikan neraka bagiku.
Suara-suara yang mencekam tadi adalah suara
yang berasal dari pertengkaran kedua orang tuaku. Inilah yang menjadi kegiatan
yang hampir setiap hari mereka lakukan.
Tidak tahukah mereka, di balik tembok dinding ruang tamu ada aku, anak mereka
yang harus mereka perhatikan dan di urusi selain pertengkaran mereka.
“ Kamu
harusnya tidak kerja ma! Biar aku saja yang kerja” teriak papa semakin
memeriahkan pertengkaran mereka.
“ aku juga ingin kerja pa! Aku bosan kalau
terus cuman berada di rumah . aku juga ingin bekerja dan juga ingin berkarier “
teriak mama tak kalah kerasnya.
Membuat aku yang berada di belakang tembok
saksi bisu atas pertengkaran mereka semakin ketakutan. Dan tanpa sadar aku
semakin kuat mencengram tanganku yang telah basah oleh keringan dinginku
sendiri. Apa mereka tak sadar ada aku, anak mereka yang seharusnya mereka urus daripada mempertengkarkan hal ini
setiap hari.
“ terus kalau kamu kerja, siapa yang menjaga
putri ma!kan memang seharusnya kamu yang menjaganya, bukan kerja yang gak jelas
hasilnya seperti ini. Ingat ma kamu ibunya. “
“ harusnya kamu juga ikut andil dalam menjaga
putri ma! Kamu juga ayahnya”
Aku tak sanggup lagi mendengar pertengkaran mereka. Segera ku berlari menuju
kamar dan menutup pintu dengan kerasnya. Sesampainya dikamar aku hanya bisa
menangis sejadi-jadinya. Aku tak sanggup kalau harus mendengar pertengkaran
mereka setiap hari. Tak sengaja ku melihat sebotol obat. Aku sangat
mengenal obat itu. Obat itu selalu
digunakan untuk membuat orang tidur dengan tenang. Aku juga ingin tidur dengan
tenang, tenang untuk selamanya dan tak akan terbangun lagi hingga aku tidak
akan mendengar pertengkaran mereka. Segera ku ambil obat tidur itu, dan
menuangkan semua isinya dan menelannya. Setelah itu akupun beranjak tidur,
namun saat aku memejamkan mataku, bukan rasa ketenangan yang kudapat tetapi
rasa pusing yang sangat menyakitkan. Perlahan rasa itu hilang namun semuanya
gelap.
0 komentar:
Post a Comment