Sunday, March 15, 2015

Keresahan Seorang Anak



Ppprrraaannkkk..
Suara piring pecah lagi-lagi terdengar nyaring ditelingaku. Di luar,  malam bernuangsa gelap pekat nan sunyi, namun tidak dengan rumah ini penuh dengan suara gaduh dan suara barang-barang  pecah yang jatuh dengan disengaja. Rumah seharusnya tempat untuk penghuni nya berteduh terutama anak. Tapi tidak denganku, rumah ini bagaikan neraka bagiku.
Suara-suara yang mencekam tadi adalah suara yang berasal dari pertengkaran kedua orang tuaku. Inilah yang menjadi kegiatan yang hampir setiap hari mereka  lakukan. Tidak tahukah mereka, di balik tembok dinding ruang tamu ada aku, anak mereka yang harus mereka perhatikan dan di urusi selain pertengkaran mereka.
 Kamu harusnya tidak kerja ma! Biar aku saja yang kerja” teriak papa semakin memeriahkan pertengkaran mereka.
“ aku juga ingin kerja pa! Aku bosan kalau terus cuman berada di rumah . aku juga ingin bekerja dan juga ingin berkarier “ teriak mama tak kalah kerasnya.
Membuat aku yang berada di belakang tembok saksi bisu atas pertengkaran mereka semakin ketakutan. Dan tanpa sadar aku semakin kuat mencengram tanganku yang telah basah oleh keringan dinginku sendiri. Apa mereka tak sadar ada aku, anak mereka yang seharusnya  mereka urus daripada mempertengkarkan hal ini setiap hari.
“ terus kalau kamu kerja, siapa yang menjaga putri ma!kan memang seharusnya kamu yang menjaganya, bukan kerja yang gak jelas hasilnya seperti ini. Ingat ma kamu ibunya. “
“ harusnya kamu juga ikut andil dalam menjaga putri ma! Kamu juga ayahnya”
Aku tak sanggup lagi mendengar  pertengkaran mereka. Segera ku berlari menuju kamar dan menutup pintu dengan kerasnya. Sesampainya dikamar aku hanya bisa menangis sejadi-jadinya. Aku tak sanggup kalau harus mendengar pertengkaran mereka setiap hari. Tak sengaja ku melihat sebotol obat. Aku sangat mengenal  obat itu. Obat itu selalu digunakan untuk membuat orang tidur dengan tenang. Aku juga ingin tidur dengan tenang, tenang untuk selamanya dan tak akan terbangun lagi hingga aku tidak akan mendengar pertengkaran mereka. Segera ku ambil obat tidur itu, dan menuangkan semua isinya dan menelannya. Setelah itu akupun beranjak tidur, namun saat aku memejamkan mataku, bukan rasa ketenangan yang kudapat tetapi rasa pusing yang sangat menyakitkan. Perlahan rasa itu hilang namun semuanya gelap.

0 komentar:

Post a Comment