Saturday, March 14, 2015

Etika Membaca Alquran



            Al-Quran adalah kalam dan kitab Allah, karena itu pembacanya ( qari’ ) harus memelihara sejumlah adab tatkala membaca al-Quran. Sebagian kitab ini ditekankan demi menjaga tatacara dan penghormatan terhadap kitab Allah, dan juga agar para pembaca memperoleh manfaat dan pemahaman terhadap berbagai ajaran serta hikmah al-Quran yang membangun kehidupan  manusia.
1.      Etika Lahir Qari’
Pembaca ( qari’ ) al-Quran hendaknya dalam keadaan berwudhu dan suci secara keseluruhan dan berlaku adab dan hormat dihadapan al-Quran sebagaimana ia berdiri atau duduk dihadapan para pembesar. Pembaca al-Quran harus bersikap rendah hati (tawadhu), baik dalam keadaan duduk maupun berdiri. Hendaknya ia menjauhi berbagai keadaan yang mencerminkan kesombongan dan cara-cara duduk seperti bersandar, menjulurkan kaki, dan sebagainya.

2.      Tempat Menbaca
Hindarilah membaca al-Quran ditempat-tempat seperti kamar mandi dan toilet yang merenggut kehormatan al-Quran. Sebaliknya ditekankan memilih tempat-tempat mulia dan diberkati untuk membaca al-Quran seperti mesjid. Demikian pula tidak boleh dilupakan membaca al-Quran dirumah, dalam sejumlah riwayat di wasiatkan agar menerangi rumah-rumah dengan membaca al-Quran

3.      Jumlah Ayat
Semakin banyak al-Quran yang dibaca semakin baik. Akan tetapi jumlah ayat-ayat yang dibaca jangan sampaikan mengaburkan pemahaman al-Quran. Dengan kata lain, al-Quran hendaknya dibaca yang memberikan ruang memahami maknanya. Seseorang bertanya kepada Imam Ja’far ash-Shidiq as, “Apakah saya boleh menamatkan bacaan al-Quran dalam satu hari ? “ Imam jawabannya berkata “tidak membuat ku kagum anda membacanya kurang dari satu bulan.” (makasudnya gunakanlah waktu satu bulan untuk menamatkan al-Quran.
Hal ini sudah diperjelas bahwa orang yang hendak menamatkan bacaan al-Quran dalam satu hari, tidak akan memperoleh ruang untuk memiliki pemahaman yang cukup terhadap makna-maknanya. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda “barang siapa membaca al-Quran kurang dari tiga hari, ia  tidak akan memahaminya.”

4.      Isti’adzah dan Tasmiyah
Hendaklah qari’ membaca isti’adzah sebelum memulai membaca al-Quran yaitu berlindung kepada Allah agar dihindarkan dari kejahatan setan dengan mengucapkan “A’udzu billahi min asy-syaithan ar-rajim” (aku berlindung kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk).
Imam Ja’far ash-Shidiq as berkata “ tutuplah pintu-pintu kemaksiatan dengan  isti’adzah dan bukalah pintu-pintu ketaatan dengan tasmiyah ( menyebut nama Allah )”


5.      Perlahan-lahan
Allah SWT berfirman dalam al-Quran, “dan bacalah al-Quran dengan perlahan-lahan (tartil). ( QS. Al-Muzzammil :4 )

6.      Suara Indah
Hendak qari’ al-Quran berusaha membaca al-Quran dengan suara yang terindah. Nabi Muhammad SAW bersabda “ hiasai al-Quran dengan suara kalian”

7.      Sedih dan Khusyuk
Tatkala qari’ membaca al-Quran mengkondisi kekhusyukan dan kesedihan. karena dalam keadaan ini makna-makna al-Quran akan membekas di hati. Hatinya akan menjadi tentram dengan sebutan nama dan kalam Allah sehingga ia siap menerima perintah-perintah Ilahi dan melangkah diatas jalan yang telah ditunjukkan al-Quran kepadanya
Rasulullah SAW bersabda “ tidak lah sebuah mata menetaskan air mata karena membaca al-Quran, melainkan ia menjadi terang benderang pada hari kiamat “

8.      Tadabbur

Meneliti makna dan maksud yang terkandung di dalam al-Quran. (Samsinar)


0 komentar:

Post a Comment