Bell’s Palsy adalah suatu gejala
klinis penyakit mononeuropati (gangguan hanya pada satu syaraf) yang menyerang
syaraf no.7 (syaraf fascialis). Inti dari syaraf 7 berada di batang otak dan
berfungsi untuk mengatur otot pergerakan organ wajah antara lain di daerah
mulut seperti meringis, bibir maju ke depan. Pada mata, syaraf ini juga
mengatur pergerakan kelopak mata seperti memejamkan mata, pergerakan bola mata
serta mengatur aliran air mata. Syaraf ini juga memiliki serabut yang menuju ke
kelenjar ludah dan juga pendengaran.
Pada kasus Bell’s Palsy, gangguan
pada syaraf ini mengakibatkan tidak dapat mengatur impuls motorik kepada otot
karena tersumbat akibat pembengkakan. Akibatnya otot-otot pada organ yang
langsung berhubungan dengan syaraf tersebut menjadi tidak berfungsi dan
organ pun menjadi lumpuh.
Gejala awal Bell’s Palsy beragam,
antara lain mata menjadi kering, telinga bergemuruh, susah mengangkat alis,
kelopak mata tidak bisa ditutup, bola mata memutar ke atas dan pada akhirnya
kelumpuhan diseparuh wajah.
Hingga kini, penyebab penyakit
Bell’s Palsy ini masih dalam penelitian. Beberapa literature menyebutkan
penyakit ini disebabkan karena berbagai bentuk virus. Hal lain yang diduga kuat
adalah factor genetic yaitu riwayat keluarga yang pernah mengalami Bell’s
Palsy. Dari beberapa penderita menunjukkan Bell’s Palsy erat hubungannya dengan
suhu dan udara dingin.
Beruntungnya, penyakit Bell’s Palsy
ini bisa sembuh dengan sendirinya, setelah melalui masa akut selama 7 hari. Bila
pada masa itu pasien mendapatkan terapi kortikosteroid, kemungkinan pasien akan
total sembuh lebih cepat dan tanpa meninggalkan cacat.
Seperti halnya penyakit stroke,
pasien Bell’s Palsy juga disarankan ditangani dalam waktu 72 jam, karena hasil
penelitian menunjukkan hasil klinis yang buruk bila ditangani setelah 72 jam.
Penanganan terhadap penyakit ini
juga harus berhati-hati, karena bila tidak, maka syaraf yang seharusnya
mempunyai kemampuan memperbaiki diri, akan mengalami pertumbuhan syaraf yang
salah. Selain itu, penanganan yang tidak tepat juga bisa menyebabkan kerakan
sinkinesis.
Data dari jurnal menunjukkan bahwa
85% penderita penyakit ini bisa sembuh sempurna dalam waktu 3 minggu dan
sebanyak 15% sembuh dalam waktu 3-4 bulan dengan atau tanpa cacat yang
menyertainya.
Untuk itu kita
perlu memiliki pengetahuan dan pengenalan yang cukup terhadap penyakit Bell’s
Palsy ini agar bisa menangani secara tepat dan tidak berlebihan karena menduga
pasien terkena stroke. (Ayu)
Sumber:
konimex.com
0 komentar:
Post a Comment