Menulis detik-detik kematian
Aku dipertemukan cinta sekitar satu minggu yang lalu
Pertemuan ini membuat hidupku jauh berbeda
Aku jadi merindukkan setiap sore
Menikmati sinar mentari di tengah taman sampai habis
Bercumbu mesra lewat kata-kata
Melempaskan rasa dalam pertemuan
Aku mungkin adalah laki-laki yang paling beruntung
disayangi wanita seperti ini
Perawakan sempurna
Kaki tangan badan kepala semua lengkap serta raut wajah yang
manis
Yang selalu buat aku tenang
Oo.. wanitaku
Tak salahkah kau mencitai aku?
Penokohan ku semrautan
Bahkan ada yang bilang bahwa aku ini gila
Benar aku akui itu
Aku memang gila
Badanku kurus rambut berantakan mata cekung dan suara serak
mungkin seperti suara perokok berat
Dan aku juga tidak pintar, cerdas, semua yang baik itu
hilang dari hidupku
Maklum
Karena kerasnya kehidupan aku harus bersaing keras untuk itu
oo.. wanitaku
apa yang kau suka dariku?
Apa karena bait-bait puisi yang ku tulis mampu menggertarkan
hatimu
Ha ha ha ha
Wanita zaman sekarang jatuh cinta karena puisi
Engkau memang bisa
Apalagi aku pasti bisa
Tapi keluarga, sanak saudara, tetangga,dan teman-temanmu
takkan mengerti
Mereka takkan paham
Ini sama seperti halnya memasukkan gajah kedalam lubang
jarum
Mereka tidak akan mengerti
oo… wanitaku
Abang... aku aku tak mau kau panggil…!
Kenapa?
Cukup... aku menyayangimu…
aku juga menyayangimu
lantas kenapa kau menghujat semua tentang dirimu…?
Aku merasa tak pantas untuk kau sayangi
Abang...
Namun jika kau memang mau
Mari sini duduk bersamaku
Kita menghitung detik-detik kematian
Dari sekarang sampai empat atau lima tahun kedepan
0 komentar:
Post a Comment