Friday, January 2, 2015

Libur

 Libur
Pagi buta aku telah di bangunkan oleh bisingnya suara papan lantai rumah , ternyata itu bunyi suara ibuku yang sibuk mempersiapkan bekal kami untuk pergi ke laut.Aku  rebahkan selimut dan aku coba untuk bangun dari kenyamananku,. Aku lihat sesosok malaikat telah mempersiapkan makanan untuk bekal ku ke laut mencari ikan. Dengan cuaca yang sedikit cerah, aku dan ayahku pergi ke laut dengan sebuah perahu kecil yang sudah tidak layak untuk di gunakan lagi, istilah gaulnya "kadaluarsa". Kami pun pergi dengan harapan semoga Tuhan memberi rezeki lebih kepada kami.
Sesampainya di laut, cuaca terlihat sangat cerah  kami pun merentang jaring yang telah kami bawa ke laut yang dalam itu. Setelah merentangkan jaring, kami mengangkitnya lagi dengan harapan semoga banyak udang yang terkena jaring. Tapi, takdir Tuhan memang tidak ada yang tau, dengan susah payah kami merentangkan jaring, ternyata hanya 6 ekor udang yang kami dapatkan. Satu hal, yang aku pelajari dari seorang nelayan, mereka tidak pernah menyerah, jika rentang pertama dapat sedikit, mereka akan merentangkan jaring lagi. Itulah yang di lakukan aku dan ayahku. Rentang selanjutnya, alhamdulillah tuhan memberikan lebih. Udang yang awalnya kami dapatkan hanya 6 ekor sekarang sudah bertambah menjadi 87 ekor.
Sekirat pukul 3 sore, aku dan ayahku merentangkan jaring yang terakhir. Tak disangka ternyata cuaca mulai memburuk, terangnya laut kini berubah menjadi gelap akibat awan hitam, tenangnya  ombak kini menjadi semakin ganas akibat deruan angin yang sangat kuat, biasanya kami menyebut situasi itu dengan sebutan "Angin ribut". Akhirnya angin ribut pun datang ditengan laut, aku dan ayahku terkena  hujan yang begitu kuat, membuat pandangan kami kabur, sehingga tak nampak pulau-pulau kecil. Angin yang kuat kini menusuk di kulitku, dingin sekali rasanya. Ditambah lagi ombak yang amat dahsyat yang membuat perahu kami terpontang-panting. Cuaca yang tidak mendukung.Tidak ada jalan lain, kami harus segera keluar dari angin ribut tersebut. dengan pengalaman melaut, ayahku tau apa yang harus kami lakukan jika cuaca sudah begitu. Setelah kurang lebih satu jam digumpalan ribut, hujan deras dan ombak yang mengamuk. Akhirnya nampak pulau kecil, kami pun menuju kearah situ. Setelah peristiwa itu aku sadar, beginilah keseharian ayahku demi menghidupi kami sekeluarga .  

0 komentar:

Post a Comment