HUTAN : AKU INGIN HIDUP!
Ingat peristiwa bencana alam longsor yang
terjadi pada 12 Desember 2014 di Banjarnegara, Jawa Tengah lalu? Hal ini
berkaitan erat dengan alih fungsi hutan yang berada di atas perkampungan/desa
setempat. Minimnya pengetahuan tentang akan fungsi hutan, beberapa pihak memangkas dan kemudian menjadikan hutan
sebagai kolam ikan, ladang berkebun dll.
Ironisnya, konon setiap tahun 3,8 juta hektar hutan di
Indonesia mengalami kerusakan. Fantastis dan bukanlah jumlah yang sedikit. Bahkan
menurut sebuah data, kerusakan hutan di Indonesia adalah yang paling tercepat
dan sempat menduduki tingkat atas di Guiness World Record. Berikut ini adalah
cara agar paru-paru dunia ini tetap lestari:
1.
Hentikan deforestasi.
Deforestasi atau penggundulan hutan
biasanya dilakukan untuk pertanian, pemukiman, pertambangan/ galian, dll. Nah,
di Indonesia sendiri penggundulan hutan sudah sangat mengkhawatirkan, yakni 3,8
juta hektar yang hilang pertahunnya.
2.
Restorasi Lahan Gambut Kritis.
Setiap tindakan atau aktivitas penebangan
hutan memiliki tata cara atau aturan main sendiri. Salah satunya dengan
mengelola kembali lahan yang sudah ditebang. Secara gamblang, setelah ditebang
maka wajib ditanam kembali. Tebang satu, tanam seribu.
3.
Dukung Komunitas Lokal.
Sudah bukan satu-dua lagi jumlah komunitas
lokal yang bergerak dibidang perhutanan. Namun, tidak sedikit dari komunitas
itu kurang mendapatkan perhatian maupun dukungan dari khalayak. Pada dasarnya,
satu tujuan yakni melestarikan hutan.
4.
Rubah Gaya Hidup dan Pola Konsumsi.
Apa hubungannya? Tentu ada. Kurangilah
pemakaian produk yang berbahan dasar sumber daya alam yang memungkinkan untuk
merusak keberlangsungan hidup mereka. Misal, memakai olahan minyak sawit. Hal
ini tentu didapatkan dari cara penggundulan hutan.
Jika
ke 4 poin diatas sudah dapat dilaksanakan dengan baik, maka sangat mungkinlah
kita menyelamatkan hutan, keindahan alam Indonesia dan tentunya menyelamatkan
kehidupan manusia. (KAA)
0 komentar:
Post a Comment