Thursday, January 15, 2015

HUTAN : AKU INGIN HIDUP!



HUTAN : AKU INGIN HIDUP!
Ingat peristiwa bencana alam longsor yang terjadi pada 12 Desember 2014 di Banjarnegara, Jawa Tengah lalu? Hal ini berkaitan erat dengan alih fungsi hutan yang berada di atas perkampungan/desa setempat. Minimnya pengetahuan tentang akan fungsi hutan, beberapa pihak  memangkas dan kemudian menjadikan hutan sebagai kolam ikan, ladang berkebun dll.
Ironisnya, konon setiap tahun 3,8 juta hektar hutan di Indonesia mengalami kerusakan. Fantastis dan bukanlah jumlah yang sedikit. Bahkan menurut sebuah data, kerusakan hutan di Indonesia adalah yang paling tercepat dan sempat menduduki tingkat atas di Guiness World Record. Berikut ini adalah cara agar paru-paru dunia ini tetap lestari:
1.       Hentikan deforestasi.
Deforestasi atau penggundulan hutan biasanya dilakukan untuk pertanian, pemukiman, pertambangan/ galian, dll. Nah, di Indonesia sendiri penggundulan hutan sudah sangat mengkhawatirkan, yakni 3,8 juta hektar yang hilang pertahunnya.
2.       Restorasi Lahan Gambut Kritis.
Setiap tindakan atau aktivitas penebangan hutan memiliki tata cara atau aturan main sendiri. Salah satunya dengan mengelola kembali lahan yang sudah ditebang. Secara gamblang, setelah ditebang maka wajib ditanam kembali. Tebang satu, tanam seribu.
3.       Dukung Komunitas Lokal.
Sudah bukan satu-dua lagi jumlah komunitas lokal yang bergerak dibidang perhutanan. Namun, tidak sedikit dari komunitas itu kurang mendapatkan perhatian maupun dukungan dari khalayak. Pada dasarnya, satu tujuan yakni melestarikan hutan.
4.       Rubah Gaya Hidup dan Pola Konsumsi.
Apa hubungannya? Tentu ada. Kurangilah pemakaian produk yang berbahan dasar sumber daya alam yang memungkinkan untuk merusak keberlangsungan hidup mereka. Misal, memakai olahan minyak sawit. Hal ini tentu didapatkan dari cara penggundulan hutan.

Jika ke 4 poin diatas sudah dapat dilaksanakan dengan baik, maka sangat mungkinlah kita menyelamatkan hutan, keindahan alam Indonesia dan tentunya menyelamatkan kehidupan manusia. (KAA)


0 komentar:

Post a Comment