“Cerita Kita”
Tet,tet, handphone
risti bergetar tidak terlalu lama menandakan hanya ada message yang masuk dalam
hp gadis yang baru saja merebahkan tubuhnya di atas kasur setelah selesai makan
siang. “Ris, keluar yok, cari makan !!
laperr banget nih..dikamar gak ada apa-apa” begitulah pesan singkat yang
dibaca gadis itu dengan mata setengah pejam. “hm..tapi aku baru aja selesai makan” reply risti “ayok lah, kalo gitu temenin aku sama nana
makan” balas ella setengah memaksa. “ya deh, bentar aku pake jilbab dulu”.
Nana, Risti,
dan Ella, adalah 3 mahasiswi yang berasal dari daerah berbeda kini berada dalam 1 kamar disebuah asrama yang tak
jauh dari kampus mereka. Merasa nyaman satu sama lainnya kini mereka telah
menjadi sahabat yang tidak bisa dipisahkan.
Akhirnya sore
itu sekitar pukul 16.30 wib, mereka memutuskan untuk pergi keluar mencari
makan, karena lapar sejak pagi tadi tidak ada mengisi perutnya dengan makanan.
Sebenarnya bukan karena tidak ingin sarapan, melainkan ada banyak kegiatan yang
membuat mereka tidak sempat untuk itu.
Yaa..tinggal di asrama memang
mengharuskan mereka untuk mandiri, apabila sibuk dengan tugas dan organisasi
maka konsekuensi yang harus ditanggung pertama, yaitu kamar berantakan dan yang
kedua, nggak sempat makan karena tidak ada yang menyiapkan segalanya seperti
saat mereka berada dirumah. Maka disini mereka harus pandai-pandai dalam
mengatur waktu agar semua terlaksana dengan baik.
“Argh..ia
kamu ganggu aku aja deh, padahal aku baru aja mau tidur..capek tau dari pagi
sampai sekarang kita gak ada istirahat, nanti malam kita masih ada kegiatan
lagi” ucap risti seraya membenarkan jilbabnya
yang masih belum rapi dipakainya.
“Hmm..ya
ampun ris sekali-kali doang” balas nana. “Iya, cepetan deh ris lama amat pakeknya
udah cantik kok” sambung ella.
“jadi
mau makan dimana ?” tanya risti
“di
rumah makan kemaren aja kali ya ? pengen makan nasi goreng deh rasanya” jawab
nana.
Mereka memang
pernah makan dirumah makan yang lokasinya lumayan dekat dengan asrama mereka
itu, menurut mereka selain makanannya enak, harganya juga cukup terjangkau
apalagi buat anak rantauan seperti mereka.
“Tapi
kan pak hasan serem banget....” ucap
ella
“bener loh na, tatapan pak hasan kesetiap
pengunjung itu aneh, coba deh kamu perhatiin apalagi tatapannya kesetiap
pengunjung perempuan. Terlebih lagi ia tidak pernah berbicara kepada siapapun
dan kamu ingat kan kejadian seminggu yang lalu, kalo dipikir-pikir kenapa kak
desi bisa ada dirumah pak hasan?” sambung
ella
“Hmm..
masalah beliau tidak pernah berbicara dengan oranglain itu kan memang tidak
pernah ia lakukan semenjak istrinya meninggal dunia ada yang bilang beliau
stres berat, lagian disini gak ada lagi makanan yang enak dan murah selain
dirumah makan pak hasan, dan mengenai masalah kak desi itu mungkin sewaktu ia
kecelakaan pak hasan yang menolong dan merawatnya, udah deh jangan aneh-aneh la” Potong nana
***
Karena jam
makan siang sudah lewat rumah makan pak hasan pun terlihat sepi pengunjung.
“Pak,
nasgor dan es jeruk nya dua ya?” pesan nana kepada
laki-laki pemilik rumah makan itu.
“novel
apa tuh ris? serius
amat bacanya..” tanya ella
Risti memang telah makan siang, maka ia
hanya duduk menemani nana dan ella, sambil membaca novel pinjamannya kemarin
diperpus kampus. Memang dari mereka bertiga hanya risti yang mempunyai hobi
baca novel. Namun ada ketertarikan sendiri baginya jika ia membaca novel horor.
“hmm,,
judulnya kematian anak perawan” jawab
risti.
“novel ini menceritakan tentang kisah 3 orang
sahabat yang tiba-tiba hilang dari desa namun setelah dijumpai oleh masyarakat
ternyata yang ditemui hanyalah jasad mereka ditepi sungai dan.........”
sambung risti dengan nada agak sedikit seram
“iiiiiiiiii,,
ris..udah ah jangan dilanjutin takut tau” potong
ella sambil menyekap mulut sahabat nya itu
“oh
ya?? Kenapa mereka dibunuh?” sambung nana
penasaran namun terlihat sudah tidak sabar menyantap makanan yang masih panas
karena baru saja sampai dimejanya.
“ aduh...na dasar kamu ini” ucap ella
dengan nada sedikit geram. Yaa..dia adalah yang paling penakut diantara ketiga
sahabatnya itu, sedangkan nana yang paling dewasa sehingga apapun itu maka ia
akan berfikir bijak terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak seperti kedua
sahabatnya yang agak sembrono dalam hal-hal tertentu.
“jadi
gini ceritanya... desa sidorejo itulah nama desa yang baru-baru ini gencar
terdengar kabar banyak anak perawan yang hilang tanpa sebab, namun setelah
diselidiki ternyata semua anak perawan yang hilang telah disekap oleh pemilik
rumah makan yang berada didesa mereka, konon katanya anak gadis yang disekap
tersebut akan dijadikan tumbal agar ia bisa terus kaya raya dan usaha rumah
makannya berkembang” jelas risti panjang lebar
“eh,
eh, liat deh pak hasan kayaknya ngeliatin kita deh...aduh ris udah dong jangan
dilanjutin lagi serem tau...jangan-jangan orang yang ada didalam novel itu sama
dengan pak hasan lagi” ucap ella
“hush...la
jangan ngomong sembarangan kalau pak hasan dengar gimana?”
bentak nana
Dengan
tatapan aneh tiba-tiba orang yang dibicarakan menuju kearah mereka....
**To
Be Continued
LPM555
0 komentar:
Post a Comment