Tuesday, January 27, 2015

Bolehkah Aku Menangis ..?



Bolehkah Aku Menangis ..?
            Ayahku adalah seorang Security di sebuah PT, meskipun ia hanya seorang Security aku sangat bangga padanya, karena ia juga adalah seorang security dalam keluarga yang sangat bijaksana. Ia tidak peduli terhadap orang-orang yang tidak suka dengannya, namun jika ia tahu ada seorang yang melukai ibuku dan anak-anaknya ia tidak akan tinggal diam. Menurut teman-temanku ayah ku cukup menyeramkan karena ia memiliki kulit yang cukup gelap dan postur tubuh yang lumayan tinggi. Dengan keadaan seperti itu ayah menyuruhku untuk mengancam teman-temanku yang menjaili ku untuk melaporkan padanya. Padahal ayahku hanya melotot saja teman-temanku yang jail sudah ketakutan dan ia tidak berani lagi untuk jail padaku. Hahahaha, aku sangat menikmati keadaan seperti itu.
Andai saja mereka tahu yang sebenarnya, ayahku jauh dari kata seseorang yang Jahat. Ayahku adalah seorang yang Aneh, namun dengan keanehannya itu ia memiliki orang-orang yang sangat menyayanginya. Ia selalu bercanda dengan lelucon-lelucon yang sangat menggelikan orang-orang di sekitarnya, ia sangat pandai dalam melukis, ia pandai memasak mie instan jika ibu ku pergi kepasar. Ia tidak pernah melukai seorang, ia selalu selalu melindungiku, memarahiku jika aku bodoh dalam belajar, mengerjakan tugas MTK ku dan tugas menggambarku. menghiburku dengan lelucon saat aku sedih, ia selalu mengajakku  memancing dan mencari kerang di pinggiir pantai jika ibu sedang marah-marah di rumah.
Namun Allah berkata lain, Tanggal 15 januari 2009 aku kehilangan sosok ayahku, penyakit Lever diderita ayahku telah merenggut malaikat yang selalu ada untukku. Saat hari-hari terahirnya bukan hanya dari keluarganya saja yang menangis namun banyak orang yang menangis melepas kepergian ayahku, sungguh mulianya hati ayahku saat hidup hingga banyak orang yang sedih karena kehilangan sosoknya. Ayahku tidak bisa mendampingi anak gadisnya ini yang semakin beranjak dewasa dan semakin cantik, rasanya seperti mimpi aku kehilangannya, aku bagaikan kehilangan sebelah sayapku. Kini semua itu hanya menjadi kenangan – kenangan yang tak mungkin bisa terulang kembali.
Kadang aku ingin menangis, namun setiap kali aku ingin menangis aku selalu memikirkan ibu ku. Karena pasti ialah yang paling merasakan kesedihan yang teramat dalam, ibu ku seorang wanita yang telah kehilangan kedua orang tua nya dan kini ia harus menghidupi anak-anaknya sendirian tanpa seseorang yang selalu melindunginya. Namun ia menahannya dalam hati demi anak-anaknya, kini akulah yang harus melindungi ibu ku dari kerasnya hidup, mencoba untuk selalu terbang meskipun hanya dengan sebelah sayap. Kini hanya ibu yang menjadi kekuatanku untuk tetap sanggup berdiri.
            Setiap kali melihat Security didepan kampus, aku sangat senang karena aku merasa ia berada di dekatku. Aku selalu bertanya kepada Allah, dimana kehidupan ayahku sekarang ? bagaimanakah dia ? apakah dia bahagia atau tidak ? apakah ia kesepian ? apakah ia tidak sabar menunggu istri dan anak-anaknya ? aku selalu berdoa semoga ia berada di tempat yang mulia disisi Allah, berada bersama malaikat-malaikat yang baik hatinya. Hanya dengan Do’a aku mampu meredakan kerinduanku padanya. Percayalah, jika Allah mengizinkan suatu hari kita akan berkumpul kembali di surga. Amin amin ya rabbalalamin.


0 komentar:

Post a Comment