Bolehkah
Aku Menangis ..?
Ayahku adalah seorang
Security di sebuah PT, meskipun ia hanya seorang Security aku sangat bangga padanya, karena ia juga adalah seorang
security dalam keluarga yang sangat bijaksana. Ia tidak peduli terhadap
orang-orang yang tidak suka dengannya, namun jika ia tahu ada seorang yang
melukai ibuku dan anak-anaknya ia tidak akan tinggal diam. Menurut
teman-temanku ayah ku cukup menyeramkan karena ia memiliki kulit yang cukup gelap dan postur tubuh yang lumayan tinggi. Dengan keadaan seperti itu
ayah menyuruhku untuk mengancam teman-temanku yang menjaili ku untuk melaporkan
padanya. Padahal ayahku hanya melotot saja teman-temanku yang jail sudah
ketakutan dan ia tidak berani lagi untuk jail padaku. Hahahaha, aku sangat menikmati keadaan seperti
itu.
Andai saja mereka tahu yang sebenarnya, ayahku jauh dari kata seseorang yang Jahat. Ayahku adalah seorang
yang Aneh, namun dengan keanehannya itu ia memiliki orang-orang yang sangat menyayanginya.
Ia selalu bercanda dengan lelucon-lelucon yang sangat menggelikan orang-orang
di sekitarnya, ia sangat pandai dalam melukis, ia pandai memasak mie instan jika
ibu ku pergi kepasar. Ia tidak pernah melukai seorang, ia selalu selalu
melindungiku, memarahiku jika aku bodoh dalam belajar, mengerjakan tugas MTK ku
dan tugas menggambarku. menghiburku dengan lelucon saat aku sedih, ia selalu
mengajakku memancing dan mencari kerang di pinggiir pantai jika ibu sedang
marah-marah di rumah.
Namun Allah berkata
lain, Tanggal 15 januari 2009 aku kehilangan sosok ayahku, penyakit Lever diderita ayahku telah merenggut
malaikat yang selalu ada untukku. Saat hari-hari terahirnya bukan hanya dari
keluarganya saja yang menangis namun banyak orang yang menangis melepas
kepergian ayahku, sungguh mulianya hati ayahku saat hidup hingga banyak orang yang sedih karena kehilangan sosoknya. Ayahku tidak
bisa mendampingi anak gadisnya ini yang semakin beranjak dewasa dan semakin
cantik, rasanya seperti mimpi
aku
kehilangannya, aku bagaikan kehilangan sebelah sayapku. Kini semua itu hanya
menjadi kenangan – kenangan yang tak mungkin bisa terulang kembali.
Kadang aku ingin
menangis, namun setiap kali aku ingin menangis aku selalu memikirkan ibu ku.
Karena pasti ialah yang paling merasakan kesedihan yang teramat dalam, ibu ku
seorang wanita yang telah kehilangan kedua orang tua nya dan kini ia harus
menghidupi anak-anaknya sendirian tanpa seseorang yang selalu melindunginya. Namun
ia menahannya dalam hati demi anak-anaknya, kini akulah yang harus melindungi ibu
ku dari kerasnya hidup, mencoba untuk selalu terbang meskipun hanya dengan
sebelah sayap. Kini hanya ibu yang menjadi kekuatanku untuk tetap sanggup
berdiri.
Setiap kali melihat Security didepan kampus, aku sangat senang karena
aku merasa ia berada di dekatku. Aku selalu bertanya kepada Allah, dimana
kehidupan ayahku sekarang ? bagaimanakah dia ? apakah dia bahagia atau tidak ?
apakah ia kesepian ? apakah ia tidak sabar menunggu istri dan anak-anaknya ?
aku selalu berdoa semoga ia berada di tempat yang mulia disisi Allah, berada
bersama malaikat-malaikat yang baik hatinya.
Hanya dengan Do’a aku mampu meredakan kerinduanku padanya. Percayalah, jika
Allah mengizinkan suatu hari kita akan berkumpul kembali di surga. Amin amin ya
rabbalal’amin.
0 komentar:
Post a Comment