Friday, January 2, 2015

Belum Ada Judul



“BELUM ADA JUDUL”

 

                Suara adzan berkumandang menambah keindahan senja di sore itu. Aku memutuskan untuk menunaikan ibadah sholat ashar terlebih dahulu sebelum memulai pertandingan lari estafet. Setelah itu aku bersama tim ku yang terdiri dari Lima orang melakukan pemanasan terlebih dahulu dengan berlari-lari keliling lingkungan kampus. Saat itu aku sangat merasa gugup karena aku tau semua teman-temanku telah menaruh harapan besar kepada tim ku untuk bisa mendapatkan juara kali ini. Aku akan merasa sangat bersalah jika tim ku sampai kalah. Oleh karena itu aku harus menunjukan hasil berlatih kami selama seminggu ini. Aku harus mengerahkan seluruh tenaga ku sampai titik darah penghabisan untuk berlari secepat angin mengalahkan tim-tim lawan.
                Jam ditanganku sudah menunjukan pukul 16.00, pertanda pertandingan lari estafet untuk putri akan segera dimulai. Kali ini rute yang akan di lalui adalah mengelilingi kampus. Aku segera merapikan jilbab, baju dan tali sepatu yang ada di kakiku, agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan kecil yang berakibat fatal kepada tim kami. Setiap perlombaan terdiri dari 4 tim yang berbeda. Aku dan keempat temanku sudah berkumpul menyusun strategi dan membagi posisi untuk setiap pos dari pos pertama hingga pos kelima dan aku mendapat pos yang ketiga. Sebelum kami mulai kami mempersiap terlebih dahulu dengan berdoa bersama.
                Aku menuju pos tiga bersama ketiga lawan ku dari tim yang berbeda yyang sama-sama berada di pos tiga, tak lama kemudian tiga orang datang mengahmpiri pasangannya masing-masing , aku memperhatikan satu per satu, apakah dari mereka ada salah satu dari tim ku. Ternyata benar, tim ku tidak ada. Lantas kemana mereka ? aku bertanya kepada tim lawan yang baru saja dari pos 2,. Namun tidak ada jawaban jelas karena panitia di pos tiga itu juga bingung. Akhirnya aku tetap menunggu dengan kecemasan. Meskipun ia datang aku tau kami sudah tertinggal sangat jauh , namun setidaknya Aku harus tetap ingin berlari memperjuangkan tim ku agar kami tidak kalah dengan sia-sia. Terlewat lima menit Namun yang kutunggu-tunggu juga tak kunjung datang. Akhirnya salah satu panitia menyusulku dan menjelaskan bahwa tim ku sudah di diskualifikasi karena terjatuh pada saat awal lari di langakah ketiga dari garis Start.
                Jujur saja, mendengar hal itu langit serasa mau gelap dan mau runtuh. Aku sangat kecewa mendalam di dalam hatiku. Aku ibenar-benar ingin marah, nammun aku tidak tahu harus marah dengan siapa , karena aku tau semua ini bukan salah dia. Ini hanya sebuah kecelakaan biasa dan bukan di sengaja. Akhirnya aku berjalan kembali k epos pertama denga hati yang kalud.

0 komentar:

Post a Comment