Hobi nulis,
punya banyak naskah cerpen atau novel yang masih disimpan di dalam dokumen
komputer dan cenderung berjamur karena kelamaan gak dibuka? Mau buat novel
supaya nge-hits atau minimal bangga bisa lihat wujud buku karangan sendiri yang
dibuat dengan mengerahkan segala daya dan upaya? Atau coba-coba mau buat dan
kirim cerpen ke majalah karena jumlah halamannya lebih sedikit dan
hitung-hitung sebagai tahap permulaan?
Sumber gambar : facebook penulis
Ada jutaan manusia yang punya bakat
menulis di atas rata-rata, tapi gak banyak yang punya mental baja untuk menjadi
seorang penulis, karena perjalanannya pun tidak semudah yang dibayangkan. Kesalahan
paling fatal justru datang dari si Penulis itu sendiri, beberapa orang
cenderung berpikir untuk mengubur tulisannya dalam-dalam karena merasa kurang
percaya diri. Kalau tahap paling dasar
saja sudah kalah, lalu bagaimana bisa merealisasikan mimpi menjadi seorang
penulis?
Jadi
untuk sampai ke tahap itu, ada beberapa hal yang bisa kita perhatikan:
1. MENTAL
Ini sangat dibutuhkan bagi mereka yang ingin
konsisten dengan tujuannya. Kuatkan mental untuk menghadapi
kemungkinan-kemungkinan terburuk, seperti: naskah ditolak, gak dapat balasan
dari penerbit atau redaksi majalah, sampai harus menunggu lama. Penulis baru
biasanya seketika drop dan berhenti berkarya begitu mendapat kabar penolakan
dari penerbit
Ngomong-ngomong menunggu lama, ada sedikit info buat
kalian yang ingin mengirimkan naskah novel ataupun cerpen. Pengumuman atau keputusan naskah layak terbit
biasanya satu sampai tiga bulan, itu pun tergantung penerbit atau majalah yang kalian pilih. (Divapress biasanya satu bulan. Penerbit Haru bisa sampai tiga bulan)
2. TUJUAN
Tetapkan
tujuan. Seorang penulis pasti memiliki tujuan dan motivasi tersendiri. Ada yang
menjadikan menulis sebagai mata pencaharian, tapi juga masih banyak penulis
tulus yang bertujuan untuk membagikan hasil karyanya untuk dinikmati orang
banyak.
Menetapkan tujuan penting karena akan berpengaruh
pada hasil tulisan kita. Biasanya tulisan yang dibuat dengan tulus akan
memiliki nyawa dan sensasi yang berbeda ketika dibaca.
3. MEMILIH PENERBIT ATAU MAJALAH
Kebanyakan penulis yang gagal atau naskahnya ditolak
adalah mereka yang salah sasaran. Sebelum mengirim naskah, kita harus
menyelidiki latar belakang penerbit tersebut dan melihat hasil novel yang telah
terbit. Misalnya, naskah novel yang berbau jepang cocok dikirim ke Penerbit Haru. Jangan sampai salah
memilih penerbit karena hanya akan membuang-buang waktu untuk proses
penyeleksian.
Ada dua jenis penerbit, penerbit major dan penerbit
indie. Penulis yang ingin novelnya dijual di toko buku biasanya memilih
penerbit major. Sedangkan penerbit indie sering kali menjadi pilihan kedua
apabila naskah si Penulis telah ditolak penerbit major. Namun kelemahan
mempublisasikan buku melalui penerbit indie adalah si Penulis harus menjadi
marketing untuk bukunya sendiri. Banyak penerbit indie yang menjual buku
cetakannya di toko buku dan tentu dengan biaya yang cukup mahal sedangkan
sisanya menjual buku melalui online.
4. TUNGGU DAN JANGAN MENYERAH!
Selama proses penyeleksian penulis wajib menunggu
keputusan dan jangan coba-coba mengirim lagi ke penerbit lain karena ada sanksi
untuk itu.
Jangan menyerah meskipun naskah yang kita buat
berbulan-bulan ditolak. Perhatikan apa masukan dari penerbit karena biasanya
mereka akan mengkoreksi kekuranan naskah. Coba perbaiki lalu kirim lagi setelah
diedit bila perlu.
Empat
langkah tadi memungkinkan kalian untuk meraih mimpi, asalkan kalian konsisten
dengan mimpi kalian itu sendiri. Eleanor Roosevelt aja bilang,
“The future belongs to those who believe in the beauty of
their dreams.”
Selamat berjuang! J