Cinta
Berawal dari Ospek
Bunga
namaku. Aku anak rantauan yang ingin mandiri di tanah orang. Aku memberanikan
diri untuk mandiri, jauh dari orang tua. Aku kuliah di salah satu Universitas
di tanah rantauanku ini. Seperti
biasanya yang dilakukan setiap mahasiswa baru di setiap Universitas, aku pun
mengikuti kegiatan OSPEK. Saat itu perasaanku takut untuk mengikuti OSPEK itu
karena seperti yang telah saya ketahui selama saya mengikuti setiap orientasi
ini, setiap senior-senior yang menjadi panitia OSPEK itu bermacam-macam
ekspresi, ada yang garang, sombong dan lain sebagainya.
Saat
aku melihat semua senior-seniornya satu persatu tiba-tiba aku tersentak dengan
senior yang membuat aku nyaman saat memandangnya. Karena itu pun aku jadi
bersemangat saat mengikuti OSPEK. Rasa takut dan OSPEK yang menyeramkan pun
sudah hilang karena seorang senior yang membuat aku nyaman itu. Aku selalu
mememperhatikan dia dari jauh dan diam-diam. Aku sangat senang melihat dia
tersenyum apalagi saat dia tersenyum kepadaku. Dia selalu membuatku
senyum-senyum sendiri saat aku mulai mengingat dia. Rasanya itu seperti aku
telah menemukan sosok pria yang sangat nyaman di hati.
Tetapi
ada hal yang membuat aku merasa sedih kadang-kadang galau. Dia itu orangnya susah ditebak, cuek dan
kadang sedikit membosankan. Memang mungkin dia tak pernah tahu kalu aku
mengaguminya lebih dari yang dia maksud. Ada waktu dimana aku mendapat
kesempatan pada saat ospek itu. Yaitu
kami diberi tugas membuat surat cinta
untuk senior-senior yang disukai. Pikiranku langsung terlintas ke sosok senior
manis itu. Saat membuat surat itu, aku sangat bingung menyusun kata-kata cinta
untuknya.
Akhirnya
hanya 1 lembar kertas kata yang bias ku ungkapkan untuk dia. Hatiku tak menentu
saat surat itu sudah berada ditangannya. Entah apa yang terjadi saat dia
membacanya? Aku pun tidak tahu. Aku hanya bisa berharap, berharap dan terus
berharap. (para)