Saturday, September 27, 2014

Cinta Berawal dari Ospek

Cinta Berawal dari Ospek

            Bunga namaku. Aku anak rantauan yang ingin mandiri di tanah orang. Aku memberanikan diri untuk mandiri, jauh dari orang tua. Aku kuliah di salah satu Universitas di tanah rantauanku ini.  Seperti biasanya yang dilakukan setiap mahasiswa baru di setiap Universitas, aku pun mengikuti kegiatan OSPEK. Saat itu perasaanku takut untuk mengikuti OSPEK itu karena seperti yang telah saya ketahui selama saya mengikuti setiap orientasi ini, setiap senior-senior yang menjadi panitia OSPEK itu bermacam-macam ekspresi, ada yang garang, sombong dan lain sebagainya.


            Saat aku melihat semua senior-seniornya satu persatu tiba-tiba aku tersentak dengan senior yang membuat aku nyaman saat memandangnya. Karena itu pun aku jadi bersemangat saat mengikuti OSPEK. Rasa takut dan OSPEK yang menyeramkan pun sudah hilang karena seorang senior yang membuat aku nyaman itu. Aku selalu mememperhatikan dia dari jauh dan diam-diam. Aku sangat senang melihat dia tersenyum apalagi saat dia tersenyum kepadaku. Dia selalu membuatku senyum-senyum sendiri saat aku mulai mengingat dia. Rasanya itu seperti aku telah menemukan sosok pria yang sangat nyaman di hati.
            Tetapi ada hal yang membuat aku merasa sedih kadang-kadang galau.  Dia itu orangnya susah ditebak, cuek dan kadang sedikit membosankan. Memang mungkin dia tak pernah tahu kalu aku mengaguminya lebih dari yang dia maksud. Ada waktu dimana aku mendapat kesempatan pada saat ospek itu.  Yaitu kami diberi tugas  membuat surat cinta untuk senior-senior yang disukai. Pikiranku langsung terlintas ke sosok senior manis itu. Saat membuat surat itu, aku sangat bingung menyusun kata-kata cinta untuknya.
            Akhirnya hanya 1 lembar kertas kata yang bias ku ungkapkan untuk dia. Hatiku tak menentu saat surat itu sudah berada ditangannya. Entah apa yang terjadi saat dia membacanya? Aku pun tidak tahu. Aku hanya bisa berharap, berharap dan terus berharap. (para)