Pengajar Harus
Profesional
Hari minggu datang lagi nih
kawan-kawan. Hari ini jadwalnya penulis untuk setor tulisan mingguan buat LPM
Paradigma. Penulis bingung nih mau nulis apa. Ya.. tak dapat inspirasi kawan,
soalnya lagi dikejar-kejar tugas dan Proyek Akhir. Tapi tak apalah, penulis
bakal tetap nulis walaupun tak jelas apa yang mau ditulis.
Oke.. kita angkat satu pembahasan
disini. Penulis jadi teringat masa-masa SMA dulu. STM tepatnya. Karena penulis
lulusan STM. Tau sendiri lah kawan anak STM itu sering dicap nakal oleh masyarakat.
Penyebabnya ya mungkin karena populasinya 90% laki-laki yang notabene memang
jahil dan nakal. Tapi tak semuanya nakal lho kawan, ada juga yang baik (penulis
contohnya. hehe). Ya sudahlah kawan, itulah seni bersekolah, sedikit-sedikit
jahil kan tak apa. Asal tak melanggar batas norma yang berlaku. Namanya juga
anak muda.
Kadang-kadang saking jahilnya, para
guru pun dibuat geleng-geleng kepala bahkan emosi. Wajar lah, guru mana coba
yang tidak ingin anak didiknya jadi anak yang baik. Namun ada juga guru yang
merajuk alias ngambek alias bad mood kalau muridnya buat kesalahan. Misalkan
membolos satu kelas (jangan dicontoh kawan), tak buat tugas dan kenakalan
lainnya. Disini penulis bukannya membela kenakalan tersebut, okelah guru
merajuk gara-gara muridnya tak buat tugas. Wajar-wajar saja. Tapi kalau merajuk
karena persoalan lain yang tak ada hubungannya dengan murid hingga semua
kekesalan ditumpahkan kepada murid, seperti menghukum, memberi tugas yang
diluar kemampuan murid. Dimana letak profesionalismenya? Ini yang patut
dipertanyakan karena seseorang yang berprofesi sebagai pengajar baik itu guru,
dosen, atau apapun namanya hendaknya mengajar berdasarkan profesionalisme,
bukan berdasarkan suasana hati yang kalau lagi mendung murid yang jadi
pelampiasan.
Sekali lagi, penulis disini tidak
memihak kepada pihak manapun. Memang terkadang kenakalan murid bisa membuat
guru emosi. Namun guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa hendaknya tidak
mencampur adukkan suasana hati yang sedang mendung ke dalam proses belajar
mengajar. Karena ini turut mempengaruhi kemampuan dan kemauan murid dalam
memahami pelajaran yang diberikan. Ya.. ujung-ujungnya jika sudah terselenggara
proses pendidikan yang menjunjung tinggi profesionalisme, bukan tidak mungkin
akan menghasilkan generasi-generasi penerus bangsa di masa mendatang yang
berkualitas.
Salam Pers
Mahasiswa!
Penulis : Arif
Safri
0 komentar:
Post a Comment