Kebersihan Itu
Mencerminkan Diri Kita
Rumah yang indah
itu biasanya dihuni oleh orang-orang yang berhati ramah, jika kita menempati
suatu rumah, maka itu akan menjadi kaca ke pribadian kita, karena rumah itu
adalah istana untuk kita beristirahat, berkumpul dengan keluarga yang tercinta,
saling menguntaikan kasih sayang, berbagi kehangatan pelukan kasih sayang.
Jika kepribadian
kita jelek, berkemungkinan besar rumah kita kotor, berbeda halnya dengan jelek,
hanya kotor, kotor dalam artian tidak
perna dibersihkan, kita terlalu nyaman dengan kondisi yang kotor.
Jika kepribadian
kita bagus, berkemungkinan besar juga rumah kita bersih, rumah itu merupakan
pakaian dari kita, jiwa yang bersih tidaklah nyaman untuk memekai pakaian yang
kotor.
Sebuah tanda
Tanya bagi saya, apakah kita MAHASISWA Politekni Negeri Batam (poltek) termasuk
kategori kotor ? Saya persilahkan untuk anda menjawab, akan tetapi lihat
terlebih dahulu disekeling kita, baru sampaikan, jika apa yang saya sampaikan
ini salah.
Waktu seminar
GKN (Gerakan Kewirausahaan Nasional) seorang nara sumber berkata, yang masih
saya kutip perkataannya, iya lah “Poltek memiliki citra yang bagus, akan tetapi kamar mandinya sangat
memprihatikan” kamar mandi yang beliau maksud adalah, WC Audit A.
Seharusnya itu
menjadi perhatian bagi kita yang memilki wewenang dalam hal tersebut, karena
itu dapat merusak nama besar kita, bukan hanya menjaga nama kita saja, akan
tetapi menjaga iman kita, karena kebersihan itu adalah sebagian dari Iman, karena
Poltek memiliki semuanya, akan tetapi untuk kamar mandi kita belum bisa memperbaikinya.
Semua terjadi
mungkin karena adanya beberapa faktor, diantara nya faktor usia dan selain
sebagainya, sampai kapan kita menyaksikan hal ini ? Sampai kita mendapatkan
teguran, apakah sampai kita mendapatkan bantuan untuk memperbaikinya.
Saya tidak bisa
berkata manja terhadap orang yang
mempelihara kotoran, bukan saya berkata seperti malaikat yang tidak bernoda,
bukan saya berkata seperti makluk tidak berdosa, hanya sangat memprihatinkan
terhadap lingkungan saya yang ada, dan tidak dapat untuk saya pungkiri
jugak, Poltek ini jugak merupakan rumah
bagi saya, jika hal ini ditimpahkan kepada mahasiswa, yang harus memperbaikinya,
itu sedikit membantu, karena kita harus sama-sama bertanggung jawab dalam satu
rumah, karena kita satu keluaga, maka itu kita harus menjaga apa yang ada di rumah kita tersebut.
Poltek memilki
mahasiswa yang banyak, jika dipungut biaya membayaran WC itu 4 ribu (4000) per
orang, pasti lah itu lebih untuk melakukan membangunan WC tersebut, jika benar-benar
pihak dari Poltek tidak lagi memiliki dana untuk memperbaikinya.
Saya secara
pribadi malu dengan apa yang saya lihat, kotor, bauk, warnanya menguning,
sangat jauh jika dikatakan indah dan bersih,
karena kita bukan hanya belajar untuk lebih baik, akan tetapi kita
belajar untuk menjaga yang lebih baik.
Sayangnya saya tidak bisa melihatkan bukti yang
tersirat, dengan apa yang saya sampaikan, akan tatapi ini benar-benar
fakta yang ada, saya pernah pergi jalan
ke masjid dekat arah jalan Nagoya Hill, disana saya meilihat tempat kencing
laki-laki itu diberi penghalang air untuk keluar, jadi setiap orang yang akan
kencing dengan posisi berdiri, air nya pun tidak akan sampai luar, karna sudah
terhalang oleh sejenis kaca tipis, dan kita bisa mengasih pengawi murah, seperti
bola yang lebih kita kenal kapur barus, itu jauh lebih nyaman dari pada kondisi
sekarang.
Melakukan suatu
perubahan itu tidaklah semudah membalik telapak tangan, membutuhkan waktu yang
cukup lama, dalam proses yang cukup panjang, itu lebih baik dari pada kita
tidak ada melakukan perubahan sama
sekali, lebih baik berjalan meski tidak
bisa untuk berlari, dari pada bisa berlari tapi hanya ikut menyaksikan apa yang
sedang terjadi.
Apa lagi Audit A
itu digunakan untuk semua kegiatan yang bersifat skala besar, jangan sampai
orang yang keluar habis seminar, bukan membagi ilmu yang mereka dapat, akan
tetapi menceritakan WC kita yang kotor, satu dari mulut ke mulut menjadi seribu, sangat menyayangkan jika hal itu
benar-benar terjadi, seharusnya kita lebih memperhatikan hal yang kecil terlebih
dahulu, karena hal sekecil itu bisa mebawakan kita sebuah kehancuran.
Kebersihan itu
tidak akan tercipta jika kita sendiri termasuk orang yang kotor, bagaimana bisa
kita membersihkan lingkungan kita, sedangkan kita kotor, maka itu mulailah untuk
membiasakan untuk hidup lebih bersih, apa perlu kita memberikan kepada mereka
larangan-larangan tentang kebersihan tersebut ? Bagi mereka melangagar tentang
kebersiahn, karena kebersihan itu sangatlah indah.
Hal ini benar-benar harus di perhatikan lebih
baik, biar kita nyaman dan tenang, lingkungan bersih, hatipun terbawa untuk
bersih, hati yang bersih melahirkan
perkataan yang bersih.
By : Sep Justins
0 komentar:
Post a Comment