Ironi Ditengah Kemewahan
Tak jauh dari kampus Poltek dengan
segala kemewahan dan kemegahannya itulah pusat pemerintahan kota Batam. Kantor
walikota, kantor DPRD, Bank, pusat perbelanjaan hingga pelabuhan feri
internasional berdiri megah di kawasan tersebut. Selain itu banyak lagi
bangunan lain yang terbilang wah disana, lengkap dengan segala macam
fasilitasnya yang juga tak kalah wah-nya.
Namun jika pandangan mata kawan jeli,
tak menutup kemungkinan kawan akan melihat pemandangan yang sangat berlawanan
dengan kemegahan itu. Miris dan ironis, itulah yang kondisi yang bisa
digambarkan ketika melihat seorang gadis kecil usia sekolah menjajakan koran di
persimpangan yang tak jauh dari kantor pimpinan tertinggi di kota industri ini.
Penulis sendiri sering melihatnya terutama pada jam pulang kerja atau sore
hari.
Kesulitan ekonomi, besar kemungkinan
itulah penyebab si gadis kecil itu harus turun ke jalan berpeluh demi mendapat
beberapa lembar rupiah dari pengendara. Fenomena ini menandakan pemerintah masih
punya banyak pekerjaan rumah yang harus ditangani secara efektif terutama dalam
aspek ekonomi dimana 40% penduduk Indonesia saat ini mengalami kesulitan
ekonomi atau dengan kata lain hidup dalam kemiskinan.
Kawan, kita tentu berharap agar mereka
yang akan duduk di pemerintahan nanti memang orang-orang yang mau berbuat untuk
rakyat. Bukan hanya sekedar janji-janji palsu pemanis kampanye. Itu semua agar
tak ada lagi gadis penjaja koran yang belum saatnya merasakan kerasnya mencari
uang, agar tak ada lagi mereka yang meminta-minta dijalan, agar tak ada lagi
mereka yang kelaparan, agar tak ada lagi ironi dan kemirisan ditengah kita.
Semoga para pejabat terhormat di gedung mewah tersebut tak lagi menutup mata
atas kesulitan yang dialami masyarakat kecil yang padahal ada di depan mata
mereka. Ya.. semoga saja.
Penulis
: Arif
0 komentar:
Post a Comment