Kemaren tepat
nya pada tanggal 20/05/2014 jatuh nya pada hari selasa, pukul 14:00 WIB, tangis
kebahagian mereka terdengar bagi mereke
yang menerima surat tanda ke lulusan.
Namun berbalik
sebalik nya, mereka yang belum memiliki kesempatan untuk lulus hal ini tentu
sangat memukul batin mereka, betapa iba dan perih nya hati ketika kawan-kawan
yang lain merayakan kebahagian bersama teman-teman sekolah, dam ada j\ugak yang
merayakan bersama orang tua nya, sedang kan mereka yang tidak lulus hanya bisa
berkata bisu berbicara tampa suara, sungguh sangat memilu kan untuk kita bayang
kan jika itu diri kita,.!
Ketika teman
teriak dengan kebahagian nya, kita hanya bisa memamdangi kebahagian tersebut,
malu mulai merasuki jiwa, merayu dan menggoda untuk melakukan hal-hal yang
tidak dingin kan.
Ketika itu lah
iman mulai di uji untuk lebih kuat dan sabar untuk menghadapi semua musibah
ini, jika meraka tergoda dengan bisika-bisika negatif, hal ini pasti pemperdaya
mereka untuk mengikuti hal yang salah.
Lalu siapa yang
salah dalam hal ini.??
Saya bukan
terlalu memojok kan pemerintah dengan system yang sudah ada saat ini, jika
boleh berpendapat, saya sangat tidak setuju dengan peraturan ini, secara pribadi
pun saya merasakan nya, dan itu terasa ketika saya masih SMA kla 2-3, waktu
saya jauh ketinggal pembelajaran. Bukan saya tidak mengikuti proses mengajar
nya, saya selalu memikuti proses belajar disekolah, terutama waktu saya kls3.
Karna cara belajar kami dikampung dan dikota itu jelas lah
berbeda terbalik, dan guru-guru nya pun memiliki cara mengajar yang beda antara
dikampung dengan yang dikota
Akan tetapi saya
heran, ketika saya mulai ujian UN, saya dapat memasti kan semua soal nya sama, hanya angka dan penomoran yang
berbeda.
Bagi mereka yang
mempelajari hal tersebut mengetahui hasil yang benar nya, karna mereka sudah mempelajari nya.
Untuk kedepan
nya hal ini justru yang semakin pintar hanya orang kota, sedang kan orang kampung
tertinggal dari orang kota, sedang kan
soal nya UN tetap disama kan di INDONESIA, setiap keluar nomor kelulusan, yang
sering kita dengar yang banyak tidak lulus itu adalah orang kampung.
Saya pun tidak
mengatakan orang kampung itu terlahir sebagai orang yang bodoh, hanya saja
mereka tertingkal pembelajaran yang lebih baik, dan saya sangat yakin dengan kemampuan
orang-orang yang dikampung, mereka bisa bersaing dengan orang kota, hanya saja
ilmu yang mereka peroleh sedikit, sedang kan mereka yang belajar di kota lebih
banyak memperoleh ilmu nya.
Hal ini perlu
untuk di bahas untuk INDONESIA lebih baik, agar rakyat ikut merasakan
kemerdekaan ilmu kita.
Seandai nya
pembelajaran di kampung disama kan hal nya dengan di kota, ada beberapa gejala
yang terjadi saat proses itu diterap kan, hal utama jarak rumah sekolah yang
cukup jauh dari rumah mereka, jika kita paksa kan masuk jm 07:00 seperti hal
nya di kota, kebanyak kan siswa yang akan datang terlambat.
Hal ini seharus
nya menjadi masalah kita bersama, karna kita satu bahasa, dan satu Negara,
ibarat kan satu badan, jika tangan terluka, maka kaki pun ikut merasakan sakit nya, jika kaki
kesakitan, tangan berusaha untuk menenangkan nya, dengan memijat kaki tersebut.
Jangan kita biar
kan masalah ini semakin berlarut-larut dalam wadah yang gelap, mereka menjerit
untuk kehidupan yang lebih baik.
Seandai nya
system ujian UN ini diperhatikan, akan memberi tanda Tanya untuk hal ini, karna
sudah banyak hal yang bisa kita ambil untuk jadi kan sebuah contoh, jadi mereka
yang tinggal dikampung hanya berkelumun dengan ilmu sedikti yang dia miliki, sedang kan orang kota mereka
selalu mendapat kan perhatian yang lebih dari di sekeliling nya.
Untuk kedepan
nya coba kita memikir kan suatu hal yang lebih baik, karna Negara kita yang
cukup luas membuwat kita menjadi sulit untk menyatu kan satu sama lain, memang
kita sudah bersatu semenjak kita merdeka. Akan tetapi bersatu kita memberi
celah bagi mereka.
Jika kita
bersama dalam satu harapan yang lebih baik, saya yakin Negara kita adalah
sebuah Negara untuk di jadikan sebuah panutan bagi Negara lain nya.
By : Sep Justin
By : Sep Justin
0 komentar:
Post a Comment