Senin, 17 Maret 2014

Apatis?


Apatis? Ya.. kata yang satu ini sering terdengar di kalangan mahasiswa Poltek. Mahasiswa angkatan 2013 yang paling sering mengucapkannya. Asal muasal populernya kata yang satu ini sih yaitu pada saat DIKSARMIL di Yonif 134/TS yang ada di dekat simpang barelang itu tuh. Waktu itu mahasiswa angkatan 2013 yang diwajibkan ikut kegiatan ini mendapat wejangan dari anggota TNI-AD selaku pelatih para MABA yang menghimbau para MABA (termasuk penulis. Hehe) untuk tidak apatis terhadap diri sendiri, orang lain dan juga lingkungan. Sejak saat itu kata ‘apatis’ menjadi populer dan familiar.

Sebenarnya apatis itu apa sih? Mungkin diantara kawan-kawan masih bingung dengan arti dari kata yang satu ini. Kalau secara bahasa orang awamnya apatis itu artinya cuek, tak peduli dengan sekitarnya, tak mau tau, tak mau ambil pusing. Pokoknya yang identik dengan itulah. Kalau orang Jakarta bilangnya gini : Gue sih cuek aja, emang gue pikirin .Terus kalau orang melayu bilangnya selambe dan kalau di kota batam kita ini anak mudanya bilang : Selow aja geng. Namun intinya tetap sama : Apatis.

Apatis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti acuh tidak acuh; tidak peduli; masa bodoh. Gimana kawan? Sudah mengerti kan? Lalu, apa yang sebaiknya kita lakukan? Apakah harus menjauhinya atau malah mengamalkannya? Eitsss, tunggu dulu kawan. Apatis itu di satu sisi punya sedikit manfaat. Contohnya gini, ada sepasang kekasih yang sedang bertengkar. Terus tanpa sengaja kawan lewat di dekat mereka. Nah.. disinilah dibutuhkan sikap apatis. Karena salah-salah kalau ikut campur masalah dua sejoli tersebut malah kita yang kena semprot. Untuk itulah lebih baik kita apatis saja dengan urusan mereka. Hehe.

Tapi, sedikit manfaat itu tidak sebanding dengan kerugiannya kalau kita jadi orang apatis. Orang apatis itu cenderung tertutup. Dan juga tidak mau ambil pusing dengan permasalahan dan keadaan di sekitarnya. Nah.. kalau orang seperti ini memimpin negara apa jadinya coba? Rakyat kelaparan masa bodoh, korupsi merajalela bilangnya gini: gue sih cuek aja, bencana alam dimana-mana ngomongnya gini: selow aja geng. Intinya pemimpin seperti ini bukanlah pemimpin yang baik.

Nah.. kawan-kawan mahasiswa, oleh karena itu jauhilah sifat apatis. Mulailah membuka diri, mulailah berinteraksi, mulailah memikirkan dan memahami permasalahan yang sedang dialami bangsa kita. Namun jangan juga terlalu menjauhi sifat apatis ini, karena terkadang apatis itu diperlukan dalam menghadapi permasalahan atau keadaan yang bukan hak kita untuk mencampurinya.

Salam Pers Mahasiswa!

Oleh: Arif Safrimawan
@LPMPolibatam


0 komentar:

Posting Komentar