‘Abaikan’
hati berkata
Hanya
mengingat sang bintang
Senyum
mawar terindah
Bila tetes peluh ada
‘Abaikan’
hati berkata
Saat
senyum mentari terlihat
Hatiku
penuh dengan cinta
Nyata
ini beban yang berat
Bahkan,
itu hanyalah hiburan
Walau
hanya melihat pantulan sang bintang
mimpi ini, apakah berarti bagimu?
Nyata ini tak kusadari lagi
mimpi ini, apakah berarti bagimu?
Nyata ini tak kusadari lagi
Semua
bagai hayal atau hanya harapan
Bila
mawar mekar
Mungkin
bulan kan bersinar lagi
Untukku, mimpi dan harapan adalah permata
Untukku, mimpi dan harapan adalah permata
Untukmu
ku berkata
Harapanku
adalah mimpi yang nyata
Seperti
bayangan
Kau
datang dalam waktu dan waktu
Untuk
melihat
Apakah
sang bulan redup atau bahkan tak terlihat lagi
Untuk
melihat
Apakah
lonceng angin berbunyi atau bahkan bergeming
Berharap,
dengan rindu kau menyapa senyum sang rembulan
Ketika nyata menjadi rintikan air
Itu hanyalah hiasan
Bagiku, bintang kan selalu ada disisi bulan
Seperti
angin
Akankah
mereka pergi, berubah dan mengacuhkan harapan
Senyum
kan ada disini
Menganggap
itu hanyalah hiasan waktu
tidak perduli pengacuhan menghiasi hari
tidak perduli pengacuhan menghiasi hari
Bulan
terus disini
Untuk
sebuah hati
Saat
letih menghadang
Cahayamu
adalah kekuatan
Untuk
sebuah perasaan
Acuhan dan kesedihan
Acuhan dan kesedihan
Kan
kutelan menjadi hidangan
Karena
sebuah perasaan dalam hati yang sunyi
Senyum
kan kuberi untuk sang pemilik hati
Hingga
detik waktu berhenti
Hayalmu
kan menghiasi hari
Mimpi
ini kan selalu kusimpan dalam hidup dan kenangan
Hingga
waktu berhenti
Hanya
sinarmu yang kuteriaki
Aku
mencintaimu sepenuh hatiku
Oleh
: Asma Juwita
0 komentar:
Post a Comment