Masa Orientasi
Mahasiswa (MOM) identik dengan kegiatan yang dipanitiai oleh senior atau kakak
angkatan untuk memperkenalkan Mahasiswa baru kepada lingkungan kampus dan
civitas akademika kampus. Kegiatan ini seolah sudah menjadi tradisi rutin yang
harus dilaksanakan setiap tahun ajaran baru dimulai. Masuknya Mahasiswa baru
seolah menjadi magnet tersendiri bagi para senior untuk melancarkan aksi-aksi perpeloncoan
yang bermacam-macam.
Pada zaman dahulu,
kegiatan MOM atau yang lebih dikenal dengan Ospek ini cenderung berisi kegiatan
pengenalan yang diikuti dengan tradisi ospek yang tidak seharusnya dilakukan,
seperti teriakan para senior, perintah dari senior yang tidak masuk akal, atau
bahkan kekerasan. Semua itu dilakukan dengan dalih mendidik kedisiplinan dan
mental para Mahasiswa baru. Namun, tradisi seperti itu sudah mulai ditinggalkan
oleh beberapa perguruan tinggi karena dianggap lebih banyak menimbulkan efek
negative dari pada positifnya.
Politeknik Negeri Batam
adalah salah satu dari beberapa perguruan tinggi yang sudah merubah tradisi
negatif saat MOM tersebut menjadi kegiatan yang lebih bermanfaat. Setiap
diadakan MOM, pihak manajemen kampus meminta bantuan terhadap BEM (Badan
Eksekutif Mahasiswa) untuk melakukan open
recruitment untuk menjaring Mahasiswa yang ingin menjadi Panpel (Panitia
pelaksana) MOM. Adanya Panpel ini hanya sebagai pelaksana kegiatan yang
sebagian besar sudah disusun dan diatur sedemikian rupa oleh manajemen kampus.
Manajemen kampus lebih menitikberatkan pada kegiatan pengembangan diri
Mahasiswa baru, contohnya training motivasi, pelatihan fisik dan mental oleh
lembaga ahli dan tes psikologi. Hal ini menyebabkan Panpel hanya bertugas
sebagai pelaksana kegiatan tersebut dengan sedikit kreasi tersendiri yang harus
mereka buat. Sedangkan kegiatan intinya sudah ditentukan oleh manajemen. Selain
bertujuan untuk mengontrol kegiatan MOM agar lebih bermanfaat, kontrol
manajemen juga bertujuan untuk menghindari tindak-tindak kekerasan dalam MOM.
Pada tahun 2013 ini,
entah mengapa minat Mahasiswa untuk menjadi Panpel menurun drastis dari tahun
sebelumnya. Ini terbukti dengan jumlah pendaftar sejak kurang lebih satu minggu
dibukanya open recruitment oleh BEM
hanya sekitar 18 orang Mahasiswa yang mendaftar. Hal ini membuat BEM sangat
kelimpungan mencari Mahasiswa yang bersedia menjadi Panpel. Salah satu upaya
BEM untuk mengatasi hal ini, dengan mewajibkan setiap Organisasi Mahasiswa
(Ormawa) untuk mengirimkan 3 perwakilannya untuk menjadi Panpel. Namun, hal ini
juga tidak berhasil memenuhi jumlah Panpel yang dibutuhkan.
Hal ini sangat
mengherankan dan mungkin baru kali ini terjadi di Politeknik Negeri Batam.
Selama ini, setiap diadakannya open
recruitment Panpel, pasti saja membludak jumlah pendaftarnya, karena dahulu,
menjadi Panpel adalah sebuah kebanggaan, kesenangan serta kesempatan untuk
membalas dendam kepada para Mahasiswa baru atas apa yang diperlakukan senior
terdahulu terhadapnya.
Mungkin saja sudah
terjadi perubahan paradigma pada Mahasiswa Politeknik Negeri batam, dimana
menjadi Panpel bukan lagi sebuah kebanggaan, kesenangan serta kesempatan untuk
membalas dendam, namun lebih kepada membuang waktu untuk sekedar euforia
sesaat.
Selain itu, persiapan
menjadi Panpel yang dilakukan pada saat libur panjang juga menjadi penyebab
lesunya minat menjadi Panpel. Sebabnya, pada saat libur panjang tersebut banyak
diantara Mahasiswa yang sibuk bekerja paruh waktu atau malah pulang ke
kampungnya masing-masing. Ada juga yang menganggap menjadi Panpel sangat
melelahkan dan membutuhkan waktu dan tenaga lebih.
Sebenarnya banyak lagi
faktor yang menyebabkan lesunya peminat menjadi Panpel. Hal ini berbeda-beda
tergantung individu masing-masing. Namun, faktor diatas rata-rata yang
menyebabkan Mahasiswa terkesan “malas” menjadi Panpel.
Lesunya daya tarik
menjadi Panpel ini sebenarnya sangat memprihatinkan. Jika saja tidak ada satupun Mahasiswa yang ingin
menjadi Panpel, maka Mahasiswa baru tidak akan pernah lagi merasakan proses
perkenalan yang mereka tunggu-tunggu di bangku perkuliahan dengan para
seniornya. Ini akan menyebabkan krisis keteladanan dan krisis kepemimpinana
secara tidak langsung. Karena itulah, ini salah satu tugas BEM dan BLM (Badan
Legislatif Mahasiswa) Politeknik Negeri Batam untuk meyakinkan Mahasiswa akan
pentingnya peran Panpel dalam pelaksanaan MOM disetiap tahunnya. (JO)